Bawaslu Jember Petakan Wilayah Rawan Money Politics hingga Sulitnya Akses Logistik

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 29 May 2024 13:59 WIB

Bawaslu Jember Petakan Wilayah Rawan Money Politics hingga Sulitnya Akses Logistik

JEMBER, TADAYODAYS.COM - Berkaca pada gelaran Pemilu 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jember telah memetakan sejumlah wilayah rawan di daerahnya untuk Pilkada 2024. Terutama wilayah dengan kerawanan money politic, hingga sulitnya akses untuk pengiriman logistik.

Ketua Bawaslu Jember Sanda Aditya Pradana mengatakan, wilayah perkotaan justru menjadi atensi. Hal itu terbukti, ada dua dari tiga kecamatan di kota masih menimbulkan masalah, khususnya soal kecurangan saat pemilu lalu.

"Wilayah kota justru menjadi daerah rawan, karena kan populasi jumlah pemilihnya banyak, serta banyaknya posko-posko pemenangan calon juga. Takutnya ada gesekan," ungkap Sanda, Rabu (29/5/2024) siang.

Sedangkan untuk wilayah perbatasan seperti wilayah Kecamatan Sumberbaru, Jelbuk, Sukowono, dan Silo dikhawatirkan terjadi pergeseran pemilih. Sebab, Pilkada Jember 2024 ini bebarengan dengan Pemilihan Gubernur Jatim. 

Selain itu, daerah Bangsalsari juga menjadi atensi dengan kerawanan money politics.  "Pada pilkada sebelumnya yang pernah disidangkan hingga putusan, soal money politics itu di Bangsalsari. Daerah dengan kerawanan demografi, sulitnya akses dalam pengiriman logistik terdapat di Tempurejo dan Silo," urai Sanda.

Bawaslu mencoba meminimalisir kerawanan-kerawanan dibeberapa daerah tersebut. Salah satunya, untuk mencegah money politics misalnya, pihak bawaslu memiliki kampung anti money politics yang akan digalakkan kembali. Nantinya, sosialisasi Bawaslu juga akan menyasar kalangan pemula, melalui Bawaslu goes to school guna mengajak generasi muda turut mengawasi jalannya pilkada 2024.

Bawaslu menghimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak bersikap, meski memiliki calon fanatik yang didukung. "Kampanye boleh saja dilakukan, tetapi terkait money politics dan hoax, jangan sampai dijadikan alat untuk proses pemenangan," tegas Sanda. (dsm/why)


Share to