Bersama Posyandu, Puskesmas Leces Deteksi Dini Gizi Buruk

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Tuesday, 15 Nov 2022 19:46 WIB

Bersama Posyandu, Puskesmas Leces Deteksi Dini Gizi Buruk

GIZI: Salah satu upaya pencegahan gizi buruk, petugas puskesmas melakukan pemberian makan tambahan (PMT) lokal kepada balita.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Puskesmas Leces Kabupaten Probolinggo terus berupaya menekan angka gizi buruk di wilayah kerjanya. Salah satu upayanya ialah bergerak bersama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di desa-desa maupun di tingkat RT. Sebab, posyandu menjadi bagian penting dalam merekam secara periodik tingkat kesehatan balita dari waktu ke waktu.

Posyandu merupakan struktur terkecil dan terdepan dari pelayanan kesehatan dari pemerintah. Maka harus bisa menjangkau masyarakat secara langsung, termasuk mampu memberdayakan para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak dan pola konsumsi keluarga, termasuk pelayanan timbang berat badan, konsultasi kesehatan serta pemberian makanan tambahan (PMT).

Di wilayah kerja Puskesmas Leces saat ini jumlah kasus anak yang mengalami gizi buruk ada 6 balita. Hal ini disampaikan oleh Ayu Diana Fitria, selaku ahli gizi pada Puskesmas Leces, Kabupaten Probolinggo. "Balita gizi buruk di Puskesmas Leces ada 6 orang dan sudah dilakukan tatalaksana gizi buruk semuanya," kata Ayu Diana Fitria.

TIMBANG: Kegiatan posyandu, salah satunya mengukur berat timbang anak, untuk mengetahui perkembangan balita.

Menurut Ayu Diana Fitria, rata-rata balita yang ditengarai mengalami gizi buruk, pada umumnya disertai dengan penyakit penyerta atau kelainan bawaan. Biasanya ketika diketahui ada balita yang mengalami gizi buruk, segera puskesmas melakukan langkah cepat sesuai dengan tatalaksana gizi dan di rujuk ke rumah sakit untuk mendapat penanganan oleh dokter spesialis anak.

Selain itu juga, upaya yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan berupa pemberian makanan sehat, mengingat banyak kejadian pemberian makanan yang salah bagi anak.

MASAK: Setiap Minggu juga dilakukan demo masak bersama ibu-ibu balita, salah satunya di desa sumber kedawung.

"Selama ini, orang tua ternyata tidak memanfaatkan posyandu secara baik. Banyak orang tua tidak terlalu peduli dengan kondisi anak yang pendek dan berat badan (BB) yang tidak stabil. Mereka menganggap anak yang lincah itu sehat padahal belum tentu," katanya

Posyandu sangat membantu mendeteksi secara dini apakah pertumbuhan atau perkembangan anak optimal atau tidak melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).

"Melalui KMS, kita bisa melihat perkembangan anak. Jika tidak berada di garis hijau, oleh kader posyandu jika diketahui BB anak tidak berada di garis pertumbuhan, maka dilaporkan kepada bidan desa selanjutnya. Jika balita belum mengalami kenaikan BB yang signifikan dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” terang Ayu Diana. (*/mel/why)


Share to