Cegah Penyakit Demam Berdarah, Dinkes Kabupaten Probolinggo Gencarkan PSN

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Monday, 01 Apr 2024 16:09 WIB

Cegah Penyakit Demam Berdarah, Dinkes Kabupaten Probolinggo Gencarkan PSN

EDUKASI KESEHATAN: Kabid P2P Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika, M.MKes (lima dari kiri) bersama Forkopimka Paiton memberikan edukasi di rumah warga Desa Karanganyar.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat ini sedang menjadi prioritas di setiap daerah. Di Kabupaten Probolinggo, Dinas Kesehatan gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan slogan Gerakan Bersama Tebas Jentik (Gema Tjantik).

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Probolinggo bersama Puskesmas Paiton, Forkopimka Paiton, pemerintah desa dan kader, Senin (1/4/2024) mengunjungi langsung salah satu sasaran. Tepatnya di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Nina Kartika M.Mkes mengatakan, Gerakan Bersama Tebas Jentik (Gema Tjantik) diawali dengan pemeriksaan di satu rumah ke rumah lainnya. Saat ada perindukan nyamuk demam berdarah, itu dibersihkan bersama sama pemilik rumah.

"Kemudian kita melakukan edukasi untuk pemilik rumah agar selalu mengerjakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk rutin satu minggu satu kali minimal," terang dokter Nina. 

PELEPASAAN: Kabid P2P Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika, M.Mkes secara simbolis melepas ambulans keliling desa guna sosialisasi Gema Tjantik.

Mantan Kepala Puskesmas Paiton ini berharap penyakit deman berdarah ini dapat dikendalikan dan ditekan jumlahnya. Terutama dengan kegiatan rutin yang dilaksanakan serentak oleh semua masyarakat, khususnya di Desa Karanganyar tersebut.

Plt. Kepala Puskesmas Paiton Sri Mulyani, S.ST.Bd mengaku bahwa Puskesmas Paiton fokus pada PSN dengan 3 M Plus. Bahkan penyuluhan keliling dengan menggunakan ambulan keliling ke 13 desa di wilayah kerja Puskesmas Paiton juga dilakukan. selanjutnya peningkatan kapasitas pengetahuan bagi kader. "Kami berharap kasus demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas Paiton bisa menurun, kalau bisa zero," jelasnya.

Staf Kecamatan Paiton, Mahfud Ali menyampaikan dukungan terhadap kegiatan 3 M Plus, yaitu menguras, menutup atau membakarnya, supaya jentik nyamuk, itu mati. Pasalnya sekarang musim hujan.

"Kita menghimbah kepada seluruh masyarakat, utamanya masyarakat Paiton, yang terbanyak penderita DBD di wilayah Kabupaten Probolinggo, jangan lupa menjaga dan memelihara ikan pemakan jentik dan juga menanam tanaman pengusir nyamuk," ujarnya.

Sementara Danramil Paiton Serma Babun Sugianto menegaskan bahwa dalam menghadapi DBD di Paiton yang cukup banyak penderitanya, Koramil Paiton bersmaa Muspika Paiton, bersama-sama memberikan himbauan dan motivasi kepada masyarakat untuk hidup sehat. Karena memang memasuki musing penghujan dengan curah hujan tinggi. Sedangkan kesadaran masyarakat kurang.

"Kita bersama tim yang ada memberikan edukasi kepada masyarakat, agar penularan dan penyebaran jentik ini dapat kita lokalisir. Kalau bisa 100 persen tidak ada jentik yang berkembang di Kecamatan Paiton, khususnya di bawah wilayah kerja Puskesmas Paiton," ungkapnya.

Kanit Propam Polsek Paiton Bripka Afanza mengajak untuk menyukseskan program Dinkes Kabupaten Probolinggo dalam pencegahan penyebaran demam berdarah. Caranya yaitu dengan 3 M Plus. Pertama dengan cara menguras dan menyikat tempat penampungan air. Kedua menutup rapat semua tempat penyimpanan air, dan Ketiga memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis atau didaur ulang. "Himbauan tersebut kami sampaikan agar kedepannya menjadi pedoman untuk menjaga kesehatan kita semua," jelasnya.

Ketua TP PKK Desa Karanganyar Hartati juga mengaku memiliki program dari Dinkes Kabupaten Probolinggo yaitu PSN yang dilaksanakan tiap Jumat. Istri kepala desa setempat itu memohon kepada masyarakat terdapat kesadarannya untuk membantu. "Paling tidak, dilakukan di rumah sendiri dan sekitarnya. Agar Karanganyar terbebas dari demam berdarah terutama di musim penghujan sekarang," harapnya.

Sedangkan Ahmad Ali Fauzi, 34, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, mengaku sebagai mantan pasien rawat inap demam berdarah. Ia mengatakan bahwa sakit demam berdarah tidak enak. Pasalnya, ia tidak bisa beraktifitas selama sakit, Bahkan ia butuh istirahat lama sehingga tidak dapat kemana-mana. Ia berpesan agar tidak sampai digigit nyamuk dan tidak sampai ada jentik nyamuk di sekelilingnya.

"Nyamuk ini bukan tanggung jawab perorangan, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat bersama-sama. Bisa jadi di rumah kita tidak ada nyamuk, tetapi di sekeliling kita ada. Nyamuknya tersebut mungkin bertamu, sehingg kita yang tergigit. DBD ini sebenarnya dosa komunitas, bukan dosa perorangan. Karena kalau dalam satu komunitas itu masih ada satu orang yang punya satu jentik nyamuk, bisa jadi satu komunitas itu akan ada yang jadi pasien deman berdarah," katanya. (*/hla/why)


Share to