BPBD Jember Galakkan Program SPAB, Sekolah Diminta Siap Hadapi Bencana

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Monday, 07 Apr 2025 13:13 WIB

BPBD Jember Galakkan Program SPAB, Sekolah Diminta Siap Hadapi Bencana

AMAN BENCANA: Pelaksanaan Program SPAB di SDN Dukuhmencek 04. (dok PPID Jember)

JEMBER, TADATODAYS.COM - Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bakal mulai digencarkan oleh BPBD Jember. Program ini menjadi salah satu upaya mitigasi risiko bencana sejak dini, menyasar lembaga pendidikan mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.

“Mulai tahun ini, kita akan galakkan SPAB di seluruh Jember. Sosialisasi dan simulasi akan dilakukan secara bertahap di tiap sekolah,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember Zughrinada Wahyudi Hidayat pada Senin (7/4/2025) pagi.

Program SPAB sendiri bakal mencakup edukasi dan pelatihan tanggap darurat terhadap berbagai bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Zughrinada Wahyudi Hidayat.

Selain simulasi rutin, kata dia, BPBD juga menyediakan materi pembelajaran serta lembar komitmen yang ditandatangani bersama oleh berbagai pihak, termasuk kepala dinas pendidikan, Kemenag, dan Bakorwil Provinsi.

Laki-laki yang akrab disapa Ayound itu mencontohkan Jepang sebagai negara yang berhasil membentuk budaya sadar bencana di lingkungan pendidikan. “Di Jepang, simulasi jadi bagian dari kurikulum. Tiga bulan sekali anak-anak dilatih. Begitu ada tsunami atau gempa, mereka tahu harus ke mana,” sambungnya.

Beberapa sekolah di Jember, lanjut Ayound, sudah mulai menjalankan SPAB secara rutin. Bahkan ada yang setiap tahun ajaran baru langsung mengundang BPBD untuk memberikan pelatihan. “Minimal setahun sekali lah, itu sudah bagus. Tapi harus berkelanjutan, jangan cuma sekali lalu selesai,” katanya.

Lebih lanjut, nantinya program SPAB juga didorong masuk ke pesantren dan lembaga pendidikan nonformal. Selain melibatkan siswa, kepala sekolah hingga pengasuh pondok pun diminta aktif membangun sistem kesiapsiagaan di lingkungan mereka.

Seperti diketahui, Kabupaten Jember memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Data BPBD mencatat wilayah Jember rentan terhadap bencana gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga tsunami.

Ayound menegaskan, pendidikan kesiapsiagaan adalah investasi jangka panjang dalam membangun ketangguhan masyarakat. “Anak-anak itu agen perubahan. Kalau sejak dini mereka paham risiko dan tahu cara menyelamatkan diri, kita sudah satu langkah lebih maju,” ujarnya. (dsm/why)


Share to