Dapat Undangan Mencoblos Plus Duit dalam Amplop di Jember, Bawaslu Menelusuri

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Tuesday, 13 Feb 2024 12:55 WIB

Dapat Undangan Mencoblos Plus Duit dalam Amplop di Jember, Bawaslu Menelusuri

UNDANGAN BERDUIT: Surat undangan mencoblos dilampiri amplop berisi duit yang ditemukan di Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Indikasi terjadi politik uang dalam Pemilu Legislatif 2024 di Jember, terendus. Beredar sebuah video memperlihatkan adanya surat undangan mencoblos Pemilu 2024 yang ditempeli amplop berisi sejumlah uang, Minggu (11/2/2024). 

Pada amplop tersebut terlihat lengkap dengan pamflet salah satu partai peserta pemilu beserta nama caleg yang harus dicoblos. Dalam video juga terlihat nominal yang ada dalam amplop tersebut sebanyak Rp 20 ribu.

"Saya dapat surat undangan nyoblos. Tapi anehnya, juga ada amplop di baliknya, oleh petugas KPPS disuruh mencoblos caleg nomer dua dari partai nomer dua," ungkap pria dalam video berdurasi dua menit itu.

Pembuat video itu disebutkan berasal dari wilayah Bangsalsari, Jember. Dalam video, pria itu juga meminta agar video tersebut disampaikan pada pihak Bawaslu. "Ini sebuah kecurangan. Yang jelas, uang ini tidak akan saya ambil. Masukkan kotak amal saja. Maka praktek seperti ini jelas membodohi masyarakat. Tolong siapapun sampaikan ini pada Bawaslu," lanjutnya. 

Sementara, Bawaslu Jember mengaku masih melakukan tahap pendalaman pada kasus tersebut. "Sudah dalam penelusuran Bawaslu. Belum jadi temuan, masih ditelusuri. Karena ada info, ada video lagi bahwa amplop terpisah," ujar komisioner Bawaslu Jember Divisi Penanganan Pelanggaran dan Datin, Devi Aulia Rahim saat dikonfirmasi Selasa (13/2/2024) siang.

Saat ini, lanjut Devi, pihaknya tengah berupaya mengumpulkan bukti-bukti. terutama identitas pembuat video, sampai siapa KPPS yang bertugas di lapangan untuk kemudian bisa ditetapkan sebagai temuan pelanggaran.

"Mekanismenya, misal diduga terjadi pelanggaran, kalau arahnya politik uang, maka jatuhnya pelanggaran pidana. Tapi harus kami cari tahu dulu subjeknya siapa, peristiwanya harus kita kaji, tidak langsung kita jadikan temuan," urainya. (dsm/why)


Share to