Demo Mahasiswa UM Jember Bertahan Hingga Malam Hari

Bryan Bagus Bayu Pratama
Bryan Bagus Bayu Pratama

Wednesday, 12 Jan 2022 23:15 WIB

Demo Mahasiswa UM Jember Bertahan Hingga Malam Hari

TUNTUTAN: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember tetap bertahan di depan Gedung Rektorat hingga Rabu (12/1) malam. Mahasiswa akan terus beraksi hingga jajaran rektorat menemui dan merespons tuntutan mereka.

JEMBER, TADATODAYS.COM – Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Jember yang tergabung dalam Aliansi Suara Mahasiswa UM Jember, berlanjut hingga Rabu (12/1) malam. Hingga pukul 22.00 WIB, mahasiswa masih bertahan di area depan Gedung Rektorat.

Koordinator aksi M. Yayan mengatakan, pihaknya tetap bertahan dan meminta Rektor Universitas Muhammadiyah, Hanafi, untuk menemui mahasiswa secara langsung dan merespons tuntutan.

Yayan menyampaikan, rektor seharusnya memberikan keputusan yang berpihak pada mahasiswa. “Kami menilai sistem birokrasi dan kebijakan di UM Jember masih tidak baik," katanya.

Ia melanjutkan, kebijakan yang ada di UM Jember, seperti tidak transparansinya uang kuliah tunggal (UKT). Begitu juga program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan surat keputusan pengelolaan aset kantin. Diketahui, tiga hal tersebut menjadi tuntutan mahasiswa saat demo pada Rabu pagi.

Karena itu, Yayan dan kawan-kawan mengaku akan adu data dengan jajaran rektorat terkait tiga hal tersebut. “Jangan anggap kita melakukan aksi tanpa data,” katanya.

Karenanya, Yayan berharap agar rektorat segera menemui pendemo dan mendengarkan aspirasi mahasiswa. Jika hal itu tidak segera dilakukan, Yayan mengancam akan menyurati PP Muhammadiyah. “Menyampaikan ada yang tidak beres dalam kampus UM Jember,” ujarnya.

Diketahui, dalam aksinya pada malam hari itu, mahasiswa juga membawa replika pocong. "Ya, ini adalah simbol bahwa rektorat telah mati," tuturnya.

Menurutnya, kampus Universitas Muhammadiyah Jember sudah tidak menerapkan prinsip teologi Al-Ma'un yang berarti menerapkan prinsip-prinsip humanisme. "Ada nilai-nilai Muhammadiyah yang tidak dilaksanakan oleh pihak kampus, terutama rektorat,” ujarnya.

Sementara itu, Hanafi, Rektor UM Jember saat dikonfirmasi pada Rabu pagi mengatakan, bahwa pihaknya menginginkan agar tuntutan mahasiswa disampaikan melalui audiensi. “Terlalu bising untuk melakukan diskusi,” kata Hanafi.

Menanggapi tuntuntan mahasiswa soal transparansi UKT, Hanafi mengklaim bahwa dirinya sudah membuat langkah dan tidak masalah dengan hal itu. “Termasuk penundaan pembayaran, dan beasiswa yang sudah tersedia," ujarnya. (bp/don)


Share to