Desa Suci, Tempat Tepat Berburu Peralatan Dapur

Andi Saputra
Andi Saputra

Sabtu, 04 Sep 2021 19:09 WIB

Desa Suci, Tempat Tepat Berburu Peralatan Dapur

NYENI: Ilyas, salah satu pengrajin peralatan dapur di Desa Suci yang mampu mengembangkan seni ukir pada barang buatannya.

MASYARAKAT Kabupaten Jember benar-benar memiliki banyak kreativitas yang patut diacungi jempol. Salah satu wujud kreativitas itu adalah pembuatan berbagai peralatan dapur dengan bahan aluminium dan stainles steel. Nah, sentra kerajinan peralatan dapur ini terdapat di Desa Suci, Kecamatan Panti. Di desa tersebut ada ratusan orang yang menjalani aktivitas sebagai produsen peralatan dapur.  

Salah satu produsen peralatan dapur yang ada di Desa Suci adalah UD Tepat Guna yang terletak di Dusun Glangseran. UD tepat guna dijalankan oleh Ilyas (55) dan adik perempuannya. UD Tepat Guna sudah memiliki sebuah gerai sendiri yang memajang semua produk peralatan dapur bikinannya.  

Selain gerai, UD Tepat Guna juga memiliki sebuah ruangan yang menjadi bengkel tempat Ilyas bekerja membuat berbagai jenis peralatan dapur. Saat ditemui tadatodays.com pada Sabtu (28/8/21) Ilyas menceritakan bahwa usaha pembuatan peralatan dapur di Desa Suci dulu dimulai oleh kakeknya. “Dimulai mbah saya, Mbah Sapi’i.  Itu sudah ada sekitar tahun 1960-an,” kata Ilyas.

Dari Mbah Sapi’i, usaha pembuatan peralatan dapur berkembang ke keluarganya dan para tetangganya. Menurut Ilyas, di tahun 1990-an, sampai ada lebih dari 200 orang di Desa Suci yang bekerja membuat peralatan dapur.  

Ilyas sendiri mengaku sudah belajar membuat peralatan dapur sejak kecil. “Saya SMP sudah bisa membuat panci,” tuturnya saat ditemui di bengkel tempatnya memproduksi peralatan dapur.  Proses belajar itu berlanjut,  sampai akhirnya kini Ilyas mampu membuat berbagai jenis peralatan dapur.

Peralatan dapur yang bisa didapatkan di Desa Suci meliputi panci, dandang, wajan, oven, tudung nasi, sutil, serok, dan ada banyak lagi. Menurut Ilyas, produk peralatan dapur yang dibuat di Desa Suci memiliki keunggulan. “Lebih halus dan detail. Terus, tidak ada bagian yang tajam dan membahayakan,” ujarnya. 

SENIOR: Siswayanto dan Ilyas, dua pengrajin peralatan dapur yang sudah senior di Desa Suci.

Dalam memproduksi alat-alat dapur, UD Tepat Guna melibatkan 6 orang tenaga kerja. Sistemnya, mereka mengambil bahan untuk kemudian dikerjakan di rumah masing-masing. Bahan yang dimaksud ialah lembaran aluminium dan stainless steel. Bila sudah selesai, mereka tinggal mengirim barang yang sudah jadi itu untuk dijual di gerai.

Namun, sistem ini tidak berlaku bagi Ilyas. Berbeda dengan adiknya, Ilyas justru mengerjakan sendiri semua pesanan. Ilyas cenderung memproduksi peralatan yang memiliki karakter berbeda. Misalnya, Ilyas membuat sendiri teko alarm, yaitu teko yang mengeluarkan bunyi setiap air yang dimasak sudah mendidih.  “Idenya dari peluit. Lalu saya kembangkan menjadi teko yang bisa berbunyi,” katanya sambil meniup corong teko bikinannya hingga berbunyi serupa peluit wasit bola. 

Selain itu, Ilyas juga bisa membuat tutup velg ban mobil. Lalu yang menarik, Ilyas pernah juga memenuhi pesanan baju berbahan stainless yang digunakan untuk Jember Fashion Carnival (JFC). “Iya, itu seperti baju besi, dipakai untuk JFC. Itu untuk perempuan. Jadi ya ada wadah susunya,” kata Ilyas disusul derai tawa.  

Yang menarik dari Ilyas, ia merupakan sosok mulitalenta. Ia bisa menjalani berbagai pekerjaan. Saat muda,  selain bekerja di pembuatan alat dapur, Ilyas juga seorang pelukis. Kemampuannya itu diimplementasikan pula dalam pembuatan peralatan dapur.

Jadi, Ilyas bisa membuat peralatan dapur yang dipercantik dengan ukiran timbul. Meskipun lukisan timbul itu dibuat dengan peralatan yang sangat sederhana dan tidak terduga. “Hanya ini alatnya untuk membuat ukiran timbul,” kata bapak dua anak itu sambil meletakkan kawat berbentuk pola ukir pada permukaan stainless yang ingin diukir. Setelah itu, kawat berbentuk pola ukir tersebut dipukul-pukul dengan kekuatan sedang, hingga memunculkan pola ukir timbul pada permukaan stainles.

Selain itu, Ilyas juga mampu bekerja di perkayuan dan pembuatan batu bata. Berikutnya, Ilyas ternyata juga seorang pemilik kebun kopi dan kebun porang. “Jadi, pekerjaan saya ini memang sering saya tinggal-tinggal mengerjakan yang lain. Tetapi kalau untuk peralatan dapur, saya ini memilih membuat yang tidak biasa,” tuturnya sambil menyalakan batang rokoknya.

Sementara, soal pemasaran peralatan dapur oleh UD Tepat Guna, Ilyas mengakui tekniknya masih konvensional. Pembeli datang langsung ke lokasi, atau ada pedagang yang datang untuk kulakan, lalu dijual lagi. Pemasaran melalui e-commerce belum disentuh para produsen peralatan dapur di Desa Suci ini. Walau begitu, produk peralatan dapur dari Desa Suci ini sudah dipasarkan ke banyak daerah di Indonesia, bahkan sudah ada pedagang yang menjualnya kembali di Malaysia. (as/why)

BERKUALITAS: Beraneka produk peralatan dapur yang diproduksi oleh para pengrajin di Desa Suci. Produk-produk ini dijamin lebih halus dan detail, kualitasnya tidak kalah dengan bikinan industri besar.

Butuh Dukungan Pemasaran

JUMLAH pengrajin peralatan dapur di Desa Suci, Kecamatan Panti Kabupaten Jember perlahan-lahan mengalami penurunan. Di tahun 1990-an jumlah pengrajin peralatan dapur disebutkan bisa sampai ada 200 orang lebih. Tetapi di tahun 2021 ini jumlahnya menurun, tinggal di kisaran 100 orang.  

Satu lagi pengrajin peralatan dapur di Desa Suci yang masih bertahan ialah Siswayanto. Pria 57 tahun ini konsisten menjalankan usaha pembuatan peralatan dapur sejak tahun 1982. Yanto, begitu ia biasa disapa,  memproduksi berbagai jenis peralatan dapur di kediamannya dengan nama UD Eka Jaya.

Yanto merupakan teman karib Ilyas. Rumah sekaligus tempat Yanto memproduksi peralatan dapur, berjarak hanya sekira 25 meter dari bengkel tempat kerja Ilyas. “Kalau Pak Yanto ini orangnya fokus dan konsisten membuat peralatan dapur, tidak ditinggal-tinggal,” kata Ilyas.

Sementara, saat ditemui Tadatodays.com, Yanto menceritakan bahwa di awal-awal bekerja membuat peralatan dapur, dirinya hanya dibantu oleh 2 orang karyawan. Tetapi usahanya terus berkembang. Di tahun 2021, Yanto sudah memiliki 6 orang karyawan. Setiap harinya mereka memproduksi berbagai jenis peralatan dapur berbahan aluminium dan stainless steel. “Yang 2 orang dikerjakan di rumahnya sendiri-sendiri. Kalau sudah jadi, baru disetor,” kata Yanto, Sabtu (28/8/21).

Tentang pola pemasaran, Yanto mengakui masih konvensional. Ada tiga pola pemasaran konvensional yang dijalankan Yanto. Pertama, memenuhi pesanan orang per orang. Kedua, memenuhi pesanan oleh toko. Ketiga,  produksi untuk jadi stok di toko atau rumah sendiri.  

walau belum memanfaatkan e-commerce, menurut Yanto, peralatan dapur produksinya sudah dikirim ke banyak daerah di Indonesia. Mulai dari Surabaya, Bali, Jakarta, bahkan dibawa oleh pedagang dari Indonesia untuk dijual kembali di Malaysia.

 Berbeda dengan Ilyas dan adik perempuannya, setiap produk yang dibikin Siswayanto sudah diberi label UD Eka Jaya. Label itu tidak berwujud tempelan stiker, tetapi dicap timbul pada setiap barang.   

Ditanya soal nilai lebih dari produknya, Yanto menyebut faktor ketebalan bahan. Untuk aluminium, Yanto biasa memakai bahan berukuran minimal 0,8 mm. Sedangkan untuk stainless, Yanto memakai ukuran minimal 0,4 mm. “Jadi, peralatan bikinan saya ini lebih tebal, halus garapannya, tidak asal,” kata Yanto. 

Sejak pecah pandemi Covid-19 di tahun 2020, Yanto mengaku mengalami penurunan omzet. “Lebih dari 50 persen,” ujar Yanto. Dalam situasi begini, Yanto mengharapkan bantuan paling prinsip, yaitu pemasaran. (as/why)


Share to