JEMBER, TADATODAYS.COM - Bupati Jember Faida kembali mangkir dari panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jember, Minggu (31/5/20) kemarin. Panggilan itu untuk mengklarifikasi terkait pemasangan foto bupati dan wakil bupati pada karung beras bantuan covid-19.

Ketua Bawaslu Jember Imam Thobrony Pusaka menerangkan, pemanggilan Bupati itu atas laporkan Ribut Supriadi, aktivis LSM Jaringan Pemilih Rasional (Japer) bernomor 03/LP/PB/Kab/16.16/V/2020.

Ribut menunding Faida telah melakukan politisasi melalui foto dirinya pada karung beras bantuan covid-19. Pemanggilan kepada bupati sendiri telah dilakukan sebanyak dua kali. Pertama dilakukan pada 30 Mei lalu.

“Atas tidak hadirnya bupati secara dua kali berturut-turut itu, Bawaslu Jember akan rapat internal untuk memutuskan apakah perlu adanya pemanggilan ketiga atau tidak,” terangnya, Senin (1/6/2020).

Thobrony menambahkan, pihaknya telah memanggil 6 saksi untuk dimintai keterangan terkait laporan tersebut. Di antaranya pejabat Bulog Jember dan Dinas Sosial Kabupaten Jember. Meski Bupati Jember tidak hadir untuk memberikan klarifikasi, pihaknya akan tetap melanjutkan tahapan yang ada sesuai aturan.

“Dalam jangka waktu dua hari ke depan, Bawaslu Jember akan memutuskan apakah laporan dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Bupati Jember, masuk dalam kategori pelanggaraan atau tidak,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Gatot Triyono kepala diskiminfo Jember menilai tidak ada pelanggaran pada karung beras bantuan dampak covid-19 yang terdapat bupati dan wakil bupati.

“Foto yang terpasang di karung beras itu tidak hanya foto bupati, tetapi juga ada foto wakil bupati serta logo Pemkab Jember. Selama ini, semua program (bantuan, Red) Pemkab Jember seperti itu,” terangnya. (as/sp)