Dinkes Kabupaten Probolinggo Lakukan Pendampingan Dokter Spesialis Anak dan Obgyn di Puskesmas

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Thursday, 10 Oct 2024 20:58 WIB

Dinkes Kabupaten Probolinggo Lakukan Pendampingan Dokter Spesialis Anak dan Obgyn di Puskesmas

PENDAMPINGAN: Dokter Spesialis Anak RSUD Tongas, Dr. Vonny Mariany Deckert, SpA , M.Biomedik menerima konsultasi dari tenaga kesehatan Puskesmas Curahtulis pada pendampingan dokter spesialis di puskesmas.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo terus bergerak dan berinovasi menurukan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Salah satu upayanya yaitu pendampingan dokter spesialis anak dan dokter spesialis obgyn di 22 puskesmas di Kabupaten Probolinggo.

Pendampingan dokter spesialis anak digelar di Puskesmas Curahtulis, Rabu (9/10/2024). Kegiatan ini dihadiri dr. Vonny Mariany Deckert, SpA, M.Biomedik selaku dokter spesialis anak RSUD Tongas dan menjabat sebagai kepala instalasi rawat jalan RSUD Tongas. Sedangkan peserta pendampingan terdiri dari bidan dan ahIi gizi di Puskesmas Tongas dan Puskesmas Curahtulis. Sejumlah pasien balita juga hadir untuk dikonsultasikan kepada dokter spesialis anak tersebut.

Dokter Vonny mengatakan, program pendampingan ini merupakan salah satu program inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Tujuannya adalah mendekatkan hubungan kerjasama antara puskesmas dengan rumah sakit. Hal ini terjadi akibat munculnya angka kematian ibu, anak, dan tingginya angka kejadian stunting, kemudian temuan TB laten. “Sehingga sangat perlu kerjasama yang lebih baik lagi antara rumah sakit dan puskesmas,” terangnya.

Menurut wanita berkacamata ini, rumah sakit merupakan salah satu upaya kuratif. Sedangkan puskesmas adalah upaya preventif. Preventif merupakan kunci untuk mencegah bertambahnya angka kejadian.

“Maka kami dari rumah sakit di bawah arahan dinas kesehatan, diturunkan untuk bisa mendampingi puskesmas. Tidak semua puskesmas. Karena memang rasio dokter spesialis dan puskesmas masih belum seimbang. Jadi kami masih satu dokter spesialis mendampingi empat sampai enam puskesmas sampai saat ini,” jelasnya.

Dokter Vonny berharap apa yang dilakukan oleh Dinkes kerjasama dengan rumah sakit mampu menekan kejadian kematian ibu dan anak, serta kejadian stunting dan infeksi TB laten. “Kegiatan ini baru kegiatan awal yang harusnya bisa disebarkan lebih luas lagi dengan mengajak nakes di lini pertama, yaitu kader kesehatan. Semakin pintar kader kesehatan kita, semakin paham, maka beban masalah kesehatan di Kabupaten Probolinggo pasti akan terasa lebih ringan, karena dikerjakan bersama-sama dengan keseragaman keilmuan dan kemampuan,” tegasnya.

FOTO BERSAMA: Dokter Spesialis Anak RSUD Tongas, Dr. Vonny Mariany Deckert, SpA , M.Biomedik berfoto bersama para tenaga kesehatan dan pasien Puskesmas Curahtulis usai kegiatan pendamping dokter spesialis di puskesmas.

Ia juga berharap, kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai dengan puskesmas, tetapi bisa juga ke kader kesehatan di desa. Karena mereka ujung tombaknya. Posyandu yang membantu mengerjakan adalah kader kesehatan.

“Yang bergerak mencari pasien, dan menemukan ibu hamil, menemukan anak sakit, semua balita beresiko tinggi juga mereka (kader kesehatan, red). Sehingga mereka harus dirangkul untuk bisa ditambah kemampuannya untuk bisa mengenali semua yang beresiko, kasus-kasus yang kemungkinan berat menjadi buruk, dan mereka harus dirangkul untuk bisa menjadi patner kerja yang lebih baik untuk tenaga kesehatan,” ungkapnya.

Layanan yang diberikan pada pendampingan tersebut masih seputar layanan kesehatan ibu dan anak sampai dengan saat ini. Karena memang prioritasnya untuk menekan angka kematian dan kesakitan. RSUD Tongas mempunyai layanan poli gizi dan tumbuh kembang.

Diharapkan, dengan pendampingan di puskesmas, merefreshing kemampuan tenaga kesehatan untuk bisa mengenali balita-balita stunting, dan gizi buruk yang potensial terkena TB, melakukan screening, melakukan scoring, harus dirujuk ke rumah sakit.

“Sehingga, lebih banyak yang terjaring, lebih banyak yang bisa dirujuk dan ditata-laksana oleh tenaga kesehatan dokter spesialis di rumah sakit atau dilkukan telemedicine, mengonsulkan hasil temuan mereka. Jadi sementara sampai saat ini poliklinik yang terlibat layanannya baru kesehatan ibu dan anak,” tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr Hariawan Dwi Tamtomo, M.MKes, menyatakan, kegiatan pendampingan dokter spesialis di puskesmas merupakan salah satu kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo di Tahun 2024. Hal itu adalah salah satu upaya kegiatan dinkes Kabupaten Probolinggo untuk penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

“Kami ingin memastikan standar kompetensi kemampuan dari tenaga kesehatan yang ada di puskesmas. Mereka ini memberikan penanganan awal pada ibu hamil dan bayi baru lahir, ini betul-betul mereka sudah sesuai standar,” terangnya.

Adapun sasaran pendampingannya adalah tenaga kesehatan (nakes) yang ada di puskesmas. Baik, itu dokter, perawat, bidan, dan tenaga pendukung yang lain. “Jadi memang sasaran kegiatan ini untuk penanganan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi baru lahir,” jelasnya.

Langkah mendatangkan dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis anak ke lokus-lokus puskesmas ini bertujuan untuk transfer ilmu, kemampuan, dan skil kepada tenaga kesehatan yang ada di puskesmas. Sehingga Dinkes Kabupaten Probolinggo berharap nakes yang ada di puskesmas sudah mempunyai pemahaman terkait penanganan pada ibu hamil, maupun bayi baru lahir yang cukup banyak resiko di masyarakat.

Tujuan lain yaitu dalam rangka kegiatan konsultasi dari kasus-kasus ibu hamil maupun bayi baru lahir yang mengalami permaslahan kesehatan. Bahkan pada saat pendampingan, juga didatangkan ibu hamil maupun bayi baru lahir yang sudah ditangani di puskesmas. “Sedangkan mereka masih membutuhkan pemeriksaan yang lebih mendalam, oleh dokter spesialis ini dilaksanakan juga pemeriksaan,” ujarnya.

Dokter Hariawan berharap, dengan upaya-upaya penanganan yang betul-betul secara komprehensif dan menyeluruh untuk penurunan kasus AKI dan AKB oleh Dinkes Kabupaten Probolinggo, kasus AKI dan AKB di Tahun 2025 bisa segera diturunkan. (*/hla/why)


Share to