Disnaker Jember Bangun 17 Pasar Digital, Target Serap Ribuan Tenaga Kerja

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Monday, 05 May 2025 19:20 WIB

Disnaker Jember Bangun 17 Pasar Digital, Target Serap Ribuan Tenaga Kerja

Kepala Disnaker Jember Suprihandoko

JEMBER, TADATODAYS.COM - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember terus mendorong penyerapan tenaga kerja di sektor informal dan mendukung distribusi produk UMKM lewat pengembangan pasar digital. Hingga saat ini, sebanyak 17 pasar digital telah dibentuk dan mulai berjalan di berbagai wilayah di Jember.

Kepala Disnaker Jember Suprihandoko menyebut, pasar digital menjadi salah satu solusi menciptakan lapangan kerja baru sekaligus memperluas jaringan pemasaran produk lokal. "Kami bentuk kelompok-kelompok digital marketing, masing-masing lima orang satu tim. Harapannya, mereka akan membuka pasar digital berbasis komunitas," katanya, Senin (5/5/2025).

Dengan skema tersebut, kata dia, satu pasar digital ditargetkan mampu menyerap 100 hingga 200 tenaga kerja. Jika 17 pasar digital berjalan optimal, maka potensi penyerapan bisa mencapai 1.700 hingga 3.400 orang.

Mekanismenya pun sederhana, masyarakat yang memiliki kendaraan dan ponsel bisa bergabung sebagai kurir atau agen distribusi. "Mereka cukup standby via WhatsApp. Kalau ada pesanan, tinggal antar produk ke pembeli. Ini cara praktis menjawab tantangan distribusi dan lapangan kerja," terangnya.

Selain menyasar tenaga kerja informal, kata dia, pasar digital juga dirancang untuk membantu UMKM yang kesulitan memasarkan produknya. Disnaker telah menjalin komunikasi dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar digital yang sudah dibentuk.

"Produk UMKM yang sulit masuk pasar lokal bisa kita bantu jualkan secara digital. Nanti sistemnya bagi hasil. Misalnya setiap satu pak barang dijual, agen dapat fee Rp 100 atau Rp 200, tinggal dikembangkan teknisnya," jelasnya.

Langkah ini sejalan dengan visi Pemkab Jember yang mendorong kolaborasi lintas sektor berbasis kerja tim. "Kami tidak lagi bergerak sendiri-sendiri. Ini eranya super tim, bukan superman," kata Suprihandoko. (dsm/why)


Share to