Dorong Care Economy, Wamen PPPA: Pekerja Domestik Perempuan Harus Diakui dan Dilindungi

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sabtu, 26 Jul 2025 16:59 WIB

Dorong Care Economy, Wamen PPPA: Pekerja Domestik Perempuan Harus Diakui dan Dilindungi

FESTIVAL: Wamen PPPA RI Veronica Tan memberi sambutan di acara Festival Egrang di Kecamatan Ledokombo, Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Veronica Tan, menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan perlindungan terhadap pekerja domestik, khususnya perempuan.

Menurut Veronica, selama lima tahun terakhir Kementerian PPPA tengah menjalankan roadmap pembangunan “Care Economy” sebagai upaya mengangkat derajat profesi perempuan dalam sektor keperawatan dan pekerjaan domestik.

“Banyak perempuan yang tadinya aktif secara ekonomi, kemudian berhenti bekerja karena menikah dan punya anak. Tapi peran domestik ini tidak pernah diakui secara formal, padahal mereka manajer rumah tangga,” tegasnya saat menghadiri Festival Egrang di Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo, Jember, Sabtu (26/7/2025).

Melalui program Care Economy, kementerian mendorong pelatihan dan sertifikasi untuk para pekerja rumah tangga, pengasuh anak, serta perawat lansia. Dengan sertifikasi yang terstandar, diharapkan para pekerja perempuan memiliki akses perlindungan kerja, termasuk jaminan sosial dan kesehatan.

“Kami ingin mereka tidak hanya bekerja, tapi juga terlindungi. Selama ini kalau pekerja rumah tangga luka di tempat kerja, mereka tidak bisa akses BPJS. Ini yang kami perbaiki,” jelas Veronica.

Ia menyebutkan, pelatihan telah dilakukan di sejumlah daerah seperti Batam, bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan, Balai Latihan Kerja, serta lembaga perlindungan migran. Para peserta tidak hanya dibekali keterampilan, tetapi juga hak dan kewajiban dalam dunia kerja.

Sebagai bentuk implementasi awal, Veronica mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan pengiriman perdana 200 pekerja caregiver bersertifikasi ke Singapura. Mereka akan bekerja secara prosedural dengan dukungan dan pengawasan dari KBRI.

“Di luar negeri ada kebutuhan tinggi karena aging population. Kita punya SDM, dan ini peluang ekonomi yang besar kalau dipersiapkan dengan baik,” ujarnya.

Menurutnya, jika program ini berjalan sukses, Indonesia tidak hanya menjadi pemasok tenaga kerja perempuan, tetapi juga menciptakan standar baru terhadap profesi caregiver yang berkualitas dan terhormat.

Wamen PPPA menegaskan bahwa penguatan sektor keperawatan harus dibarengi dengan pembangunan ekosistem yang mendukung perempuan, termasuk keberadaan child care center dan komunitas pengasuhan di tingkat desa.

“Kalau ibu-ibu bekerja, siapa yang jaga anaknya? Maka harus ada komunitas yang saling jaga. Di sinilah pentingnya kolaborasi PKK, NGO, dan pemerintah desa,” tuturnya.

Ia menyebut, pembangunan sektor ekonomi perempuan tak bisa berdiri sendiri. Perlu ada ekosistem sosial yang menopang, mulai dari parenting, pendidikan anak, hingga pelatihan kewirausahaan berbasis komunitas.

Melalui program Care Economy, Veronica berharap kesejahteraan dan perlindungan bagi pekerja perempuan, khususnya di sektor informal, bisa meningkat secara signifikan. (dsm/why)


Share to