JEMBER, TADATODAYS.COM - Program Kemudahan Usaha Mikro Bermitra (Kumitra) mempertemukan UMKM dengan usaha besar untuk meningkatkan kapasitas usaha, memperluas pasar, dan mendorong dampak sosial-ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat hadir di Jember.

Wamen UMKM Helvi Yuni Moraza menjelaskan, Kumitra menyatukan usaha besar yang memiliki teknologi dan jaringan distribusi dengan UMKM yang memiliki potensi lokal dan inovasi. “Kolaborasi ini harus setara dan saling menguntungkan,” ujarnya saat sambutan pada Senin (3/11/2025) sore.

Sejak 2022 hingga 2024, tercatat 2.546 kemitraan senilai Rp15,9 triliun, melibatkan 725 usaha. Program ini membuka peluang bagi UMKM perempuan, disabilitas, dan kepala keluarga miskin di pedesaan untuk terlibat dalam ekosistem bisnis yang lebih luas.

Dukungan lintas pihak, termasuk pemerintah daerah, akademisi, perbankan, dan sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan program. Dengan kemitraan yang tepat, UMKM dapat naik kelas, memperkuat kapasitas produksi, dan terintegrasi ke rantai pasok nasional maupun global.

Helvi menekankan, program ini tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis semata, tetapi juga memberikan dampak sosial ekonomi yang nyata. Kemitraan memungkinkan penciptaan lapangan kerja baru, pengentasan kemiskinan, dan penguatan ekonomi lokal berbasis potensi daerah.

Kumitra juga menekankan prinsip inklusivitas. Pelaku UMKM dari berbagai latar belakang mendapat akses yang sama, sehingga peluang ekonomi dapat dirasakan secara merata. Dengan pendekatan ini, UMKM Jember diharapkan tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari pembangunan sosial-ekonomi berkelanjutan.

Melalui Kumitra, pemerintah menargetkan terciptanya ekosistem bisnis yang efisien, adil, dan saling menguntungkan antara usaha besar dan UMKM. "Sehingga memperkuat struktur ekonomi daerah sekaligus meningkatkan daya saing nasional kita," katanya. (dsm/why)