Gus Fawait Serukan Pentingnya Perlindungan PMI: Tidak Boleh Ada Pemisahan Legal dan Ilegal

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sunday, 20 Oct 2024 21:20 WIB

Gus Fawait Serukan Pentingnya Perlindungan PMI: Tidak Boleh Ada Pemisahan Legal dan Ilegal

DIALOG: Gus Fawait saat menghadiri dialog pemilu kepala daerah yang diselenggarakan oleh migrant care Jember.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Calon bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait alias Gus Fawait berkomitmen untuk memberikan jaminan terhadap masyarakat yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) beserta anggota keluarganya.

Hal itu disampaikan Gus Fawait saat mendatangi dialog pemilu kepala daerah yang diselenggarakan oleh Migrant care Jember, Minggu (20/10/2024).

Salah satu upaya perlindungan bagi PMI, kata dia, adalah dengan adanya peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang perlindungan PMI sebagai payung hukum. 

"PMI adalah pahlawan devisa, perda nasional sudah ada, tapi di Jember ada keterlambatan. Saya fikir tidak boleh lagi kita telat membahas perda ini karna menyangkut hajat hidup para PMI," ungkapnya.

Terkait banyaknya PMI yang berangkat dengan cara non prosedural, Gus Fawait mengatakan bahwa sebagai salah satu daerah penyumbang PMI terbanyak di Jawa Timur, itu artinya angka kemiskinan di Jember juga berbanding lurus dengan hal tersebut.

Namun demikian, Pemerintah daerah tidak seharusnya mengkotak-kotakan para pekerja migran ini ke dalam pekerja legal dan ilegal, lantaran mereka merupakan warga masyarakat Jember.

Hal semacam itu, kata dia, merupakan wewenang pemerintah pusat untuk memulangkan karena harus berkomunikasi dengan pihak kedutaan besar negara yang bersangkutan.

"Terlepas dari mereka berangkat legal atau ilegal, bagi pemkab tidak perlu ada pemisahan prosedural dan non prosedural. Pokok mereka sudah bekerja di luar negeri, wajib kita perhatikan baik keluarganya maupun saat mereka pulang," urainya.

Mengatasi hal tersebut, lanjut Gus Fawait, terdapat beberapa strategi yang mesti dilakukan, baik dalam skala jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Bukan hanya pekerja migrannya saja, tapi juga keluarga yang ditinggalkan.

"Sebelum berangkat wajib hukumnya mereka dibekali skill. Kami akan gandeng badan latiha kerja (Blk) provinsi. Pasca mereka pulang pun juga mesti dipikirkan, supaya nanti tidak harus kembali bekerja di luar negeri," sambungnya.

Lebih lanjut, bagi pekerja yang terpaksa meninggalkan anaknya, Gus Fawait berpesan agar tak perlu risau lantaran pihaknya bakal menyediakan 20.000 beasiswa yang diantaranya diperuntukkan bagi keluarga pekerja migran.

"Tidak akan ada lagi pemutusan beasiswa dengan alasan orang tua sudah bekerja di luar negeri," tegasnya.

Tak hanya itu, bagi para purna PMI, mereka bisa membuka usaha sendiri di daerah dengan adanya program kredit khusus yang bakal di sediakan. Pihaknya akan menggandeng Bank Jatim serta Bank BPR sebagai mitra penyedia layanan ini.

Gus Fawait menilai, program kredit ini, merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Jember.

Dengan adanya dukungan finansial dari perbankan, purna PMI tidak hanya dapat menciptakan lapangan kerja untuk diri mereka sendiri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.

“Mereka nantinya bisa menjaring pekerja sehingga mengurangi pengangguran dan kemiskinan,” jelasnya. (dsm/why)


Share to