FORENSIK: Spesialis Forensik Polri AKBP dr. Bambang (kanan), membeber hambatan kepolisian dalam proses identifikasi korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru. Hambatan utamanya yakni kondisi korban yang tidak utuh dan memprihatinkan.
LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Tim Disaster Victim Identifikation (DVI) Polda Jawa Timur, terus melakukan upaya identifikasi jenazah korban erupsi Gunung Semeru. Dalam proses itu, pihak DVI mengalami beberapa kesulitan karena jenazah korban memprihatinkan.
Spesialis Forensik, AKBP dr. Bambang menyampaikan bahwa kebanyakan sidik jari dari jenazah korban erupsi Gunung Semeru yang ia terima sudah mengalami kerusakan. “Sulit dalam proses identifikasi menentukan identitas korban,” katanya.
Bambang menjelaskan, semua jenazah korban erupsi belum ada yang mempunyai rekam medis pemeriksaan gigi. Karena itu, jika ada salah seorang korban pernah memeriksakan gigi ke dokter gigi, maka keluarga dapat memberikan rekam medis tersebut kepada pihaknya. "Untuk refrensi alat identifikasi primer," terangnya saat konferensi pers pada Sabtu (13/12/2021), di RSUD dr. Haryoto, Lumajang
Lalu pada pemeriksaan tes Deoxyribonucleic Acid (DNA), pihaknya masih membutuhkan waktu minimal dua minggu atau lebih. Kesulitan lainnya adalah kondisi jenazah korban semakin hari semakin memprihatinkan.
Menurut Bambang, hal itu disebabkan suhu panas abu vulkanik yang banyak menghilangkan ciri-ciri fisik korban. Suhu tersebut terus memperburuk kondisi korban, sehingga itu akan lebih mempersulit proses identifikasinya.
Ia menambahkan kalau pengakuan keluarga korban dengan hanya berdasarkan tempat dimana lokasi korban ditemukan, itu tidak bisa dijadikan acuan. Karena beberapa kasus terakhir, ada klaim begitu, dan setelah dicek ternyata bukan. "Untuk keluarga mohon bersabar dulu," ujarnya. (zr/don)
Sebulan Raih 49 Prestasi tingkat Jawa Timur Hingga Nasional
Emil, Siswa Smada Kota Probolinggo Meraih 2 Kejuaraan Internasional
Warga Talangsari Demo Menolak Pelepasan Lapangan Bola
Cabai di Banyuwangi Tembus Rp 40 Ribu per Kilogram