Inovasi “Simak Ngebor Luber” ala DLH Kota Probolinggo, Satu Biopori Sejuta Solusi

Alvi Warda
Alvi Warda

Friday, 13 Dec 2024 15:21 WIB

Inovasi “Simak Ngebor Luber” ala DLH Kota Probolinggo, Satu Biopori Sejuta Solusi

PEMBUATAN: Masyarakat saat diajak membuat lubang besar biopori.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo terus mengembangkan inovasi dalam menjaga lingkungan. Kali ini ada inovasi yang diberi nama “Simak Ngebor Luber”. Inovasi ini memiliki banyak manfaat.

Simak Ngebor Luber merupakan kepanjangan dari Aksi Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim dengan Perbanyak Biopori Lubang Besar. Inovasi ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama membuat lubang biopori di rumah.

Kepala DLH Kota Probolinggo Retno Wandansari menyampaikan sudah ada ratusan keluarga yang menggunakan lubang biopori. Banyak manfaat yang bisa didapatkan masyarakat dengan membuat lubang biopori. "Lubang biopori ini mudah dibuat, dan memiliki sejuta manfaat serta solusi untuk lingkungan," katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (13/12/2024) siang.

DLH menghitung di Kota Probolinggo telah ada 800 lubang biopori. Inovasi dikembangkan menjadi lubang bipori besar, agar bisa menampung sampah dengan jumlah besar. "Kita terus memotivasi masyarakat, bahwa banyak hal yang bisa dilakukan agar lingkungan kita terjaga," ujarnya.

Cara membuat lubang biopori memang mudah. Masyarakat hanya membutuhkan sebuah media atau wadah seperti paralon. Ujung sisi atas diberi lubang kecil-kecil yang berfungsi sebagai serapan. Kemudian, paralon tersebut ditanam dalam tanah.

BIOPORI: Satu lubang biopori selain bisa menampung sampah juga menjadi serapan air.

Nah, lubang biopori tersebut bisa diisi dengan berbagai sampah organik yang ada di rumah. Seperti sisa sayuran, buah-buahan, makanan dan sampah organik lainnya. Lubang biopori ini kaya manfaat.

Retno menjelaskan manfaat yang dapat diambil dari lubang besar biopori ini seperti mengurangi masuknya sampah ke TPA Bestari Kota Probolinggo yang semakin overload. Selain itu, mengedukasi masyarakat bahwa sampah bisa bermanfaat. "Satu bulan panen itu sudah bisa menghasilkan kompos untuk tanaman," ucapnya.

Ada pula fungsi resapan air. Sehingga daerah yang mudah tergenang air saat hujan deras, tidak akan terjadi jika air masuk pada lubang besar biopori. "Kita akan kolaborasi dengan dinas lain untuk terus mengembangkan inovasi ini. Awal memang berangkat dari kantor-kantor pemerintahan.  Kita akan terus memotivasi masyarakat," ujarnya. (*/alv/why)


Share to