Jurnalisme Warga, Upaya Peningkatan Literasi dan Tangkal Hoax di Masyarakat

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 31 Jul 2024 17:59 WIB

Jurnalisme Warga, Upaya Peningkatan Literasi dan Tangkal Hoax di Masyarakat

FESTIVAL: Kegiatan workshop jurnalistik di acara festival jurnalis warga.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Praktik jurnalis warga saat ini memainkan peran penting dalam menghadirkan berita dari sudut pandang lain. Sayangnya, keberadaan jurnalis warga ini masih belum banyak diketahui tugas dan fungsinya secara menyeluruh.

Lembaga Gerakan Peduli Perempuan (LGPP) Jember menggelar festival jurnalis warga dengan menghadirkan pameran serta karya jurnalistik hasil kerja para jurnalis warga dari berbagai latar belakang. Mulai dari kelompok ibu rumah tangga, petani hingga kelompok rentan penyandang disabilitas di Gedung Juang 45 pada Rabu (31/7/2024). Para jurnalis warga ini tergabung dalam Jurnalis Warga Suwar-suwir Jember (JWSS).

Koordinator JWSS Jember Fitriyah Fajarwati mengatakan, komunitas ini terbentuk sejak 2021 lalu dan sudah memiliki sekitar 20-an anggota yang tersebar di wilayah Jember. Para anggotanya itu dibekali cara menulis karya jurnalistik, merumuskan issu menarik yang ada di sekitar hingga mengunggahnya di website jurnalis warga.

"Ada kalanya isu-isu di wilayah tidak terangkat media mainstream, kami mengambil peran untuk ruang-ruang itu. Dari hal tersebut selain berita, juga jadi bahan diskusi utamanya pada issu terkait ibu dan anak," ungkapnya.

Karya-karya para anggota JWSS dalam bentuk tulisan, audio dan video akan dimuat di website www.gppjember.com, www.atmago.com, serta beberapa akun media sosial seperti youtube, instagram, facebook, tiktok.

"Gerakan jurnalisme warga ini juga menjadi bagian dari upaya peningkatan literasi pada masyarakat. Salah satunya untuk menangkal berita hoax yang beredar di masyarakat," sambung Fitri.

Selain itu, lanjut Fitri, beberapa isu yang menjadi sorotan dari komunitas JWSS adalah menyangkut hak dasar kelompok rentan seperti kasus kematian ibu dan anak, belum ramahnya aksebilitas bagi kelompok disabilitas, hingga masalah-masalah yang ada di desa masing-masing.

Para jurnalis warga dibekali pengetahuan untuk membuat informasi yang lebih berbobot, dan memiliki dampak dengan adanya workshop jurnalistik. Mereka dipandu langsung oleh jurnalis profesional.

Secara keseluruhan, kontribusi jurnalisme warga dalam dunia informasi tidak bisa diabaikan. Dengan memberdayakan masyarakat untuk berbagi cerita mereka sendiri, kata Fitri, masyarakat lain dapat melihat gambaran yang lebih lengkap dan inklusif tentang apa yang terjadi di sekitar.

Salah satu peserta sekaligus ketua persatuan penyandang cacat dan center advokasi (Parpenca) Jember Muhammad Zaenuri mengaku wawasan penulisan karya jurnalistik ini dibutuhkan agar mampu menulis produk jurnalistik secara mandiri. Khususnya pada issue disabilitas.

"Di Jember ini masih banyak hak mendasar terkait layanan publik bagi disabilitas yang belum memadai, akses mendapat pekerjaan juga masih kurang diperhatikan, sebagai jurnalis warga bagi saya ini menarik untuk dibahas lebih lanjut," ungkapnya. (dsm/why)


Share to