Kampoeng Batja, Wisata Literasi Keluarga di Kabupaten Jember

Andi Saputra
Andi Saputra

Tuesday, 21 Jan 2020 08:29 WIB

Kampoeng Batja, Wisata Literasi Keluarga di Kabupaten Jember

LITERASI: Wisata literasi di Kampoeng Batja bisa dilakukan dengan menbaca koleksi di sana.

Bagi sebagian orang, kata Wisata Literasi terdengar asing. Sebab wisata berbasis membaca buku ini cukup sulit ditemukan, Apalagi memasuki era digital di mana aktivitas membaca dapat lebih mudah diakses tanpa harus membuka buku. Sehingga aktivitas membaca buku sudah ditinggalkan banyak orang, termasuk anak-anak, Namun stigma membaca buku yang mulai ditinggalkan dan membosankan itu terbantahkan dengan adanya Kampoeng Batja. Letaknya di Jl.Nusa Indah,  Jemberlor, Patrang, Kabupaten Jember.

KAMPOENG Batja didirikan oleh Iman Suligi ,69, sejak tahun 2009. Wisata urban ini menyediakan lebih dari 6.000 buku dari berbagai jenis baik fiksi maupun non fiksi. Taman baca yang terletak di area seluas 700 meter persegi ini juga memiliki berbagai macam fasilitas seperti WiFi, museum buku, rumah pohon, perosotan khusus anak, sudut baca, lapangan memanah, koleksi barang antik dan penginapan bagi pengunjung luar kota.

Iman Suligi menuturkan Kampoeng Batja yang didirikannya berawalnya dari perpustakaan komik milik pribadi yang ia beri nama "Taman Baca Tintin" pada tahun 1980'an. Lalu ia bersama rekannya sempat mendirikan Yayasan Indonesia Membaca, sempat vakum beberapa tahun barulah di akhir masa baktinya sebagai guru seni rupa disalah satu SMK di Jember pada tahun 2009, ia kembali aktif di dunia literasi dengan mendirikan Kampoeng Batja.

Prihal nama Kampoeng Batja iman Suligi menjelaskan saat ia menjadi ketua RT ada pendirian gapura, lalu ia sempat berfikir untuk membuat trademark bagi kampungnya dan yang terlintas dibenak Imam adalah Kampoeng Batja. "Kalau gapura hanya diberi tulisan "Selamat datang" kurang menarik, dan muncul ide tiba - tiba untuk diberi tulisan "Kampoeng Batja" sebagai  trademark kampung. Dari situlah saya namakan taman baca ini Kampoeng Batja, biar lingkungan sekitar sini juga memiliki kesan sebagai kampung yang gemar mambaca," pungkas iman saat ditemui tadatodays Minggu (12/1/2020).

Taman baca rintisan iman suligi hampir setiap hari tidak pernah sepi selalu ada pengunjung baik dari Sekolah, Kampus maupun warga sekitar selalu datang silih berganti bahkan iman mengatakan "Pengunjungnya juga datang dari  Jepang, Denmark, korea, Prancis dan Afrika, mereka semua datang kesini karena tau dari internet"

Perihatin soal lemahnya budaya literasi keluarga Iman Suligi sempat membuat program "Sudut Baca" program tersebut berupa pemberian rak dan 20 buku secara gratis kepada siapa saja yang berminat, namun karena setiap Sudut Baca yang diberikan tidak terawat dengan baik, ia menghentikan programnya, iman Suligi menuturkan minat literasi dalam keluarga sebetulnya dapat ditumbuhkan dengan beberapa hal seperti membuatkan sudut baca dirumah agar anak terbiasa melihat buku sehingga menumbuhkan minat  membaca kemudian menyediakan permainan tradisional atau permainan manual dirumah juga sangat penting untuk menghindari ketergantungan terhadap smartphone "Energeri anak kecil itu sangat banyak, kalau disediakan mainan dirumah pasti anak anak akan memanfaatkannya" ungkap Iman

"Kalaupun harus bermain smartphone ajari mereka memotret, membuat video atau menonton video kreatif hal itu jauh lebih bermanfaat ketimbang diajarkan main game atau hal negatif lain"

Kampoeng Batja juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya Taman Baca Masyarakat berbasis IT (TBM) oleh Kemendikbud tahun 2014, penghargaan dari Bupati Jember pada tahun 2018 dan tarahir diberikan penghargaan oleh Dinas Sosial Kabupaten Jember sebagai pegiat literasi lansia tahun 2019. Selain terdapat program edukasi literasi Iman suligi juga memiliki Program Kampoeng Batja TV yaitu live streaming setiap pagi di Akun Facebook Kampoeng Batja.

Iman Suligi berharap apa yang ia upayan bisa memupuk semangat literasi khususnya generasi muda, Kampoeng Batja ini terbuka untuk umum dibuka setiap hari dari Pukul 08.00 WIB sampai Pukul 17.00 WIB dan menariknya setiap pengunjung yang datang tidak dikenakan biaya sepeserpun "kita tidak memungut biaya, hanya menyediakan kotak infaq saja yang mau memberi ya Monggo tidak memberi iya tidak pala" kata Iman. (as/hvn)


Share to