Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Mahasiswi Unej yang Meninggal saat Diklatsar

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Monday, 13 Nov 2023 19:12 WIB

Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Mahasiswi Unej yang Meninggal saat Diklatsar

JENAZAH: Ruang Instalansi Forensik dan Perawatan Jenazah RSD Dr Soebandi, tempat jenazah korban disemayamkan.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Nadhifa Naya Damayanti, 18, mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) yang meninggal saat ikut kegiatan Diklat Dasar (Diklatsar) Pecinta Alam di lereng Gunung Argopuro, tidak diautopsi. Sebab, pihak keluarga menolak dilakukan tindakan autopsi pada jasad Nadhifa.

Kapolsek Arjasa AKP Agus Sutriyono mengatakan, pihak keluarga enggan memberikan izin untuk dilakukan autopsi. Pihak keluarga menganggap dan menerima kejadian yang menimpa anaknya itu sebagai sebuah musibah. Penolakan tersebut ditegaskan oleh adanya surat pernyataan tertulis bermaterai yang dibuat oleh ayah korban.

"Jadi sekitar hari Minggu (12/11) dini hari kemarin sekitar pukul 01.00 WIB. Keluarga korban yakni ayahnya sampai di Jember dan langsung ke instalasi kamar mayat RSD dr. Soebandi Jember untuk melihat kondisi jenazah anaknya," kata AKP Agus saat dikonfirmasi di Polsek Arjasa, Senin (13/11/2023) siang.

Kondisi jasad mahasiswi asal Berau, Kalimantan Timur itu sudah dimasukkan dalam peti dan kondisi tertutup rapat. Namun, kata Agus, peti sempat hendak dibuka lagi sebelum kemudian dibawa pulang ke Kalimantan.

"Orang tua korban bermaksud untuk melihat kondisi jenazah anaknya. Kemudian menyadari keadaan korban, bahwa kematian itu kehendak Yang Maha Kuasa," ucapnya.

Terkait riwayat penyakit ataupun kondisi fisik korban, kata Agus, dirinya sempat bertanya kepada ayah korban. "Disampaikan oleh ayahnya, dulu korban saat lahir itu prematur. Kemudian, korban kalau payah dan lelah mesti sakit. Tidak dijelaskan penyakit apa. Pokok kalau payah, pasti drop," ungkapnya.

Selanjutnya, karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, sesuai peraturan hal itu harus ditegaskan dengan dibuatkan surat pernyataan bermaterai. Keluarga korban, lanjut Agus, tidak akan menuntut apapun dan kepada siapapun.

"Selanjutnya, keluarga berkoordinasi dengan dokter, untuk jasad (selanjutnya) dibawa pulang ke Berau, Kalimantan. Tapi untuk lokasi pemakaman, mungkin akan dilakukan di Pontianak tempat lahir korban," lanjut Agus.

Sementara itu, pihak kampus Unej ikut memantau proses pengambilan jenazah korban serta mengawal dan mengantar sampai Bandara Juanda-Surabaya. Adapun beberap civitas akademika yang hadir yakni PD (Pembantu Dekan) 2 atau 3 dari Unej, juga ada mendampingi keluarga korban, dan dosen senior.

"Keluarga korban dikawal oleh pihak kampus sampai (Bandara) Juanda. Saat ini mungkin sudah dimakamkan," pungkas AKP Agus. (dsm/why)


Share to