Kembangkan Wisata Daerah Tapal Kuda

Syarif Hidayatullah
Monday, 04 Feb 2019 15:33 WIB

KAYA ALAM : Daerah Tapal Kuda memiliki kekayaan alam yang punya potensi untuk dikembangkan. Ada Gunung Bromo, Kawah Ijen, Ranu Lumajang, B-29 dan garis pantai mulai Probolinggo hingga Banyuwangi.
SURABAYA - Daerah Tapal Kuda memiliki ratusan wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Di antaranya, ada Probolinggo yang memiliki Gunung Bromo, Lumajang dengan keindahan berbagai ranunya, Jember dikenal dengan Pantai Watu Ulo, Bondowoso ada Kawah Wurung yang sangat bagus pemandangan alamnya.
Lalu, ada Banyuwangi dengan Kawah Ijen yang makin ramai, dan Situbondo memiliki pantai Pasir Putih dan terbaru ada Kampong Kerapu.
Kepala Disbudpar Jatim, Sinarto mengatakan, daerah Tapal Kuda mempunyai wisata luar biasa dan layak untuk dikembangkan. “Penjajakan untuk wilayah wisata di Tapal Kuda sudah dilakukan,” ujarnya.
Masih menurut Sinarto, sejumlah tujuan wisata ini semakin prospektif karena didukung keberhasilan pembangunan tol Surabaya-Banyuwangi. Ke luar tol, wisatawan tnggal mencari jalan bantu menuju lokasi wisata. “Dengan adanya tol saya optimistis bisa meningkatkan kunjungan wisatawan di daerah wisata tapal kuda,” tegasnya.
Sinarto menyebutkan, di Jatim ada 290 desa wisata, yang di dalamnya berdiri sejunlah hotel dan restoran. Hal itu bisa menjadi kekuatan dan menjadi tugas dinas untuk membantu mengedukasi, menemani belajar pelaku wisata. Termasuk dalam hal, bagaimana memberikan layanan pada wisatawan.

Sinarto merinci selain desa wisata, di Jatim ada 265 wisata alam, 320 wisata budaya dan 199 wisata buatan. Untuk mengoptimalkan itu, dirinya mengajak kota/kabupaten se-Jawa Timur untuk memperkuat pengelolaannya.
“Daerah harus memberikan perlindungan. Perencanaan juga harus ditata agar tidak berubah menjadi kawasan perumahan atau area komersil lainnya,” ujarnya.
Ketua Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo mengapresiasi gagasan yang disampaikan Disbudpar Jatim. Bahkan, kawasan desa wisata harus dilindungi. Kalau bisa harus dijaga jangan sampai kawasan wisata menjadi area perumahan.
Seperti Gunung Bromo misalnya, kawasan ini harus steril. Akhir-akhir ini banyak bertebaran pembangunan perumahan.
“Nah, kalau ini terus diizinkan pemerintah akan berdampak pada kerusakan kelestarian wisata alam. Padahal di dalam izin jelas tidak diperkenankan membangun perumahan di kawasan wisata. Apalagi Gunung Bromo, masuk kawasan konservasi” ujarnya bebarapa waktu lalu. (*/hvn)




Share to
 (lp).jpg)