Ketua Komisi A DPRD Jember Gagas 3 Penyelesaian Teror di Baban Timur

Andi Saputra
Andi Saputra

Friday, 05 Aug 2022 22:35 WIB

Ketua Komisi A DPRD Jember Gagas 3 Penyelesaian Teror di Baban Timur

SERAP CERITA: Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Jember Tabroni (kiri, bertopi) saat mendatangi dan menemui sejumlah masyarakat Padukuhan Pantungrejo, Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kamis (4/8/2022).

JEMBER, TADATODAYS.COM - Tabir teror yang menimpa masyarakat Padukuhan Pantungrejo, Dusun Baban Timur Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember mulai terbuka. Ketua Komisi A DPRD Jember Tabroni menyebut insiden ini dilatari gesekan dua kelompok warga di perkebunan Silo. Untuk menyelesaikan konflik ini, Tabroni menggagas 3 langkah.

Tabroni merinci, langkah yang dimaksud pertama ialah Pemkab Jember harus hadir untuk masyarakat Padukuhan Pantungrejo. Sebab, warga korban teror mengalami ketakutan pasca kejadian pembakaran. Kehadiran pemerintah menurutnya menjadi syarat mutlak sebagai bentuk kehadiran negara untuk warganya.

Kedua, masalah diselesaikan melalui jalur mediasi. Mediasi atau musyawarah menurut Tabroni sebagi jalan terbaik menyelesaikan konflik antar masyarakat.

Sedangkan jalan penyelesaian ketiga adalah mengadili sesuai prosedur hukum para pihak yang sebelumnya berseteru, jika benar terbukti adanya penganiayaan oleh salah satu kelompok masyarakat. "Negara harus hadir. Mediasi juga perlu dilakukan. Para pihak yang bersalah dibawa ke ranah hukum," ujar politisi PDIP itu. 

Tabroni menyatakan hal itu setelah turun langsung menemui masyarakat Padukuhan Pantungrejo, Kamis (4/8/2022). Dalam kesempatan itu, Tabroni menggali secara langsung informasi kepada masyarakat tentang insiden pembakaran dan perusakan yang telah terjadi. 

Dari sejumlah masyarakat yang ia temui itu Tabroni mendapatkan informasi terkait penyebab terjadinya teror pada penghujung Juli lalu. Puluhan orang bertopeng dan bersenjata tajam membakar 6 rumah, 10 unit kendaraan roda dua dan 2  kendaraan roda empat di Pantungrejo. 

Tabroni mengatakan, berdasar informasi yang dia serap, aksi teror tersebut merupakan puncak dari beberapa gesekan antar dua kelompok warga yang berada di wilayah perkebunan Silo.

Rentetan gesekan masalah dimulai dari adanya perusakan portal perbatasan hingga dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh salah satu kelompok di wilayah perkebunan tersebut. "Ada trigger (pemicu) sebelumnya. Puncaknya kemarin itu (pembakaran rumah dan kendaraan," katanya.

Demi mengakhiri ketegangan antar kelompok tersebut, Tabroni menyarankan tiga langkah kepada aparat kepolisian dan Pemkab Jember. (as/why)


Share to