Kusnadi dan Batu-Batu Sunyi dari Masa Silam Bernama Situs Klanceng di Jember

Dwi Sugesti Megamuslimah
Monday, 12 May 2025 20:07 WIB

SITUS: Kusnadi (58) saat mengunjungi Situs Klanceng, tempat puluhan batu kenong berjejer di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Jember.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Di antara petak-petak sawah dan pekarangan rumah warga Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Jember, tersimpan jejak masa silam yang nyaris tak terdengar gaungnya. Batu-batu kenong, peninggalan prasejarah yang bentuknya menyerupai instrumen musik tradisional Jawa, berserakan tanpa perlindungan, menjadi pijakan warga, terkumpul di satu tempat bernama "Situs Klanceng".
Kusnadi (58), seorang warga setempat, mengingatkan bahwa tanah kelahirannya menyimpan ribuan artefak sejarah. Namun, belum ada perhatian serius untuk mengelolanya. “Kalau dicari benar-benar, mungkin bisa ribuan. Tapi ya itu, masih banyak yang belum terdeteksi,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (12/5/2025).
Kusnadi, warga Desa Kamal, Kecamatan Arjasa
Menurut Kusnadi, keberadaan batu-batu purbakala ini sudah lama diketahui masyarakat. Letaknya yang tersebar di tengah sawah dan pekarangan membuat penanganannya sulit dilakukan secara mandiri. “Itu batu-batu kan adanya di tengah-tengah sawah, pekarangan warga. Jadi belum ada usaha yang betul-betul untuk mendata atau mengamankan,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah atau pihak berwenang bisa menginisiasi langkah pelestarian. Tak hanya demi menjaga warisan budaya, tetapi juga sebagai upaya mengangkat potensi wisata sejarah di Desa Kamal. “Kalau bisa batu-batu itu dikumpulkan jadi satu. Dibuatkan tempat, semacam museum lah,” ucapnya penuh harap.
BATU KENONG: Puluhan batu kenong yang berada di situs klanceng, Desa Kamal, Kecamatan Arjasa.
Baginya, museum atau pusat informasi prasejarah di Desa Kamal bisa menjadi ‘pancingan’ untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. “Biar ada yang datang. Biar Kamal juga dikenal. Selama ini kan batu-batu itu ya hanya dilihat begitu saja,” katanya pelan.
Dalam suara yang tenang namun penuh makna, Kusnadi menyimpan harapan agar peninggalan purba di desanya tak terus-menerus terdiam dalam sunyi. Sebab baginya, setiap batu punya cerita, dan setiap cerita butuh didengar. (dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)