Lagi, Warga Dringu Sebut Banjir Kali Ini Terparah

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Wednesday, 10 Mar 2021 21:04 WIB

Lagi, Warga Dringu Sebut Banjir Kali Ini Terparah

ANTISIPASI: Warga Desa Kedungdalem terlihat memasang karung pasir di pintu rumahnya, agar air tak banyak masuk ke rumahnya.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Untuk keempat kalinya sejak 28 Februari 2021 lalu, wilayah Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, kembali diterjang banjir pada Rabu (10/3/2021). Empat desa di Kecamatan Dringu pun kembali kebanjiran, yakni Desa Tegalrejo, Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, dan Desa Dringu. Dari keempat desa itu, dua desa terakhir mengalami banjir terparah karena berada di Kawasan paling utara Kecamatan Dringu.

Seperti banjir yang terjadi sebelumnya, terjangan banjir itu akibat tingginya curah hujan di wilayah hulu Kabupaten Probolinggo, yakni Kecamatan Sumber, Kuripan, dan Kecamatan Bantaran. Akibatnya, debit air Kali Kedunggaleng meninggi hingga 300 cc, lalu meluap dan menggenangi permukiman warga.

Makhruf Efendi, 35, warga Desa Kedungdalem mengatakan, banjir keempat kalinya ini merupakan yang terparah. "Air naik sejak jam 5 sore,” ujarnya.

Tetangga Makhruf, Hanifah Indah Wulandari, 23, mengatakan, ia sudah mempersiapkan karung berisi pasir di depan rumahnya untuk mengantisipasi banjir susulan. Karena itu, saat banjir kembali melanda pada Rabu sore, air yang masuk ke rumahnya tak sebesar banjir sebelumnya. “Hanya merembes saja," katanya.

EVAKUASI: Petugas gabungan masih mengevakuasi warga korban banjir hingga malam hari.

Dari pantauan tadatodays.com hingga pukul 20.00 WIB, banjir di Desa Kedungdalem mulai surut. Hanya sisa material banjir saja yang masih mengotori rumah-rumah warga, begitu juga dengan jalan desa setempat. Namun, proses pembersihan itu sedikit terkendala dengan matinya aliran listrik.

Jika air banjir di Desa Kedungdalem mulai surut, berbeda dengan Desa Dringu, yang lokasinya berada di utara Desa Kedungdalem. Air terlihat masih menggenangi rumah warga. Tampak, petugas gabungan seperti TNI, Polri, Tagana, BPBD dan beberapa organisasi masyarakat dan mahasiswa bahu-membahu menolong warga dengan cara mengevakuasi.

Warga yang dievakuasi dibawa ke posko bencana yang didirikan oleh Pemkab Probolinggo, yakni di Kantor Kecamatan Dringu. Di posko tersebut, pemkab juga mendirikan dapur umum (DU) untuk memenuhi kebutuhan makan warga terdampak banjir. DU tersebut sudah didirikan sejak banjir pertama pada 26 Februari lalu. (ang/don)


Share to