Launching “Gerebek Patra” Gerakan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Probolinggo Berbelanja di Pasar Tradisional

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Friday, 16 May 2025 19:29 WIB

Launching “Gerebek Patra” Gerakan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Probolinggo Berbelanja di Pasar Tradisional

BERBELANJA: Wali Kota dr Aminuddin bersama dengan ketua TP PKK dr Evariani berbelanja di Pasar Baru.

Wali Kota: ASN Wajib Belanja di Pasar Tradisional 

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemerintah Kota Probolinggo meluncurkan Gerakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Belanja ke Pasar Tradisional (Gerebek Patra). Gerakan ini menjadi langkah strategis mendongkrak perekonomian sektor rakyat kecil.

Gerebek Patra dilaunching oleh Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, Jumat (16/5/2025). Program ini dilaksanakan serentak di seluruh pasar tradisional di Kota Probolinggo.

Didampingi sang istri yang juga ketua TP PKK Kota Probolinggo dr. Evariani, pada Jumat pagi Wali Kota dr Aminuddin sibuk berbelanja di Pasar Baru Kota Probolinggo. Bersama sang istri, Wali Kota Aminuddin berbelanja beberapa kebutuhan bahan pokok. Di antaranya, membeli bawang merah, pisang, kelapa dan beberapa bahan lainnya.

BERCENGKRAMA: Berbelanja sambil bercengkrama dengan pedagang Pasar Baru.

Sambil berbelanja, tak sedikit masyarakat yang mengajak berswafoto dengan sosok orang nomor satu di Kota Probolinggo ini. Di Pasar Baru, Wali Kota Aminuddin juga menyapa pengunjung pasar melalui Radio Line yang berada di tepat di tengah-tengah lapak pedagang.

Dengan program Gerebek Patra ini, Wali Kota Aminuddin jadi tahu beberapa keluhan pedagang. Beragam keluhan disampaikan pedagang. Di antaranya mengenai kebersihan pasar, fasilitas pasar yang butuh pembenahan, sampai masalah kehilangan uang juga dikeluhkan kepada Wali Kota.

Dewi Paramitha (20), pedagang yang berjualan meneruskan usaha orang tuanya, berkeluh kalau ia sering mengalami kehilangan uang. Kepada Wali Kota, Dewi meminta agar CCTV pasar bisa dihidupkan kembali untuk antisipasi keamanan di Pasar Baru.

“Pak Wali terimakasih karena sudah berkunjung. Pak sering kami kehilangan uang pak. Tolong pak, CCTV-nya dihidupkan biar maling takut,” kata Dewi.

Keluhan lain muncul dari Abdul Azis (50). Ia mengeluh dagangannya sepi. Salah satu penyebabnya, marak pedagang dadakan yang berada di luar pasar. Kepada Wali Kota, Azis meminta agar semua pedagang yang di luar ditertibkan, dan diminta untuk masuk.

“Pak, di luar itu banyak pedagang dadakan. Akhirnya pembeli tidak mau masuk ke pasar. Nah, kami merasa dirugikan, karena sepi pembeli pak. Jadi mohon dibantu ditertibkan ya pak. Biar sama-sama enak pak,” pintanya.

Merespon keluhan para pedagang, Wali Kota dr Aminuddin mengatakan bahwa mengenai sarana dan prasarana pasar, perlahan akan dibangun sesuai harapan masyarakat. Pihaknya meminta, agar para pedagang bersabar untuk menunggu proses penataan Pasar Baru berjalan. Dirinya yang belum genap menjabat 100 hari saat ini tengah menyusun program kebijakan pembangunan Kota Probolinggo kedepan.

DIGITAL: dr Evariani berbelanja dengan pembayaran non tunai, transaksi menggunakan QRIS BRI.

“Bapak ibu sabar dulu ya. Kami akan menata pasar ini secara bersama-sama. Sehingga perekonomian di Kota Probolinggo, khususnya perekonomian dan pendapatan para pedagang di pasar meningkat,” kata Wali Kota.

Berkaitan dengan program Gerebek Patra, Wali Kota dr. Aminuddin menyampaikan bahwa pihaknya mengajak bersama-sama para ASN untuk berbelanja di pasar tradisional. “Mari bersama-sama para ASN untuk berbelanja di pasar tradisional. Ini bukan sekadar seremonial, melainkan gerakan nyata yang berdampak signifikan bagi keberlangsungan pasar tradisional,” katanya.

Gerakan ini dipandang sebagai salah satu cara meramaikan pasar tradisional yang kian hari semakin terpinggirkan oleh keberadaan ritel modern dan platform belanja daring. Kondisi pasar tradisional di Kota Probolinggo sedang dalam titik rawan. “Saat ini, banyak pedagang mengeluhkan pasar yang mulai sepi. Padahal, pasar tradisional adalah jantung ekonomi rakyat kecil," jelasnya.

Terdapat 7 pasar tradisional di Kota Probolinggo yang menjadi sasaran program ini. Setiap ASN diwajibkan berbelanja di pasar terdekat. Dengan begitu, distribusi ekonomi dapat berjalan merata dan pedagang kecil di berbagai titik bisa merasakan dampaknya.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdangan (DKUPP) Kota Probolinggo Fitriawati Jufri mengatakan kalau program ini dapat meningkatkan omzet para pedagang, sekaligus menggairahkan aktivitas jual beli di pasar. Dengan melibatkan ASN dalam mendukung pasar tradisional, geliat ekonomi kerakyatan diyakini dapat kembali tumbuh secara signifikan.

“Dengan segala keterbatasan, upaya pembenahan dan penataan pasar tradisonal secara bertahap kami lakukan. Seperti halnya melalui program Gerebek Patra ini. Ini bukti konkret kalau kami peduli dengan keadaan para pedagang, yang mengeluh sepi,” kata Fitriawati.

Selain melalui program Gerebek Patra, DKUPP bekerjasama dengan PT BRI Probolinggo dalam menghidupkan kembali Radio Line. PT BRI Kantor Cabang Probolinggo, melalui kepala pimpinan cabang setempat memberikan dana hibah untuk mengaktifkan kembali saran dan prasarana pasar seperti halnya Radio Line.

Seiring berbagai upaya yang dilakukan, Pemkot Probolinggo masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk memastikan pasar tradisional tidak kalah saing dengan ritel modern. Namun, setidaknya, melalui beberapa gerakan ini, para pedagang kecil bisa bernapas lebih lega di tengah tantangan ekonomi yang semakin berat. (*/mel/why)


Share to