Mahasiswa Unej Temukan Aerogel, Dapat Serap Tumpahan Minyak di Laut

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Sabtu, 31 Dec 2022 16:28 WIB

Mahasiswa Unej Temukan Aerogel,  Dapat Serap Tumpahan Minyak di Laut

PIMNAS: Tim Unej saat mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2022 bidang Riset Eksakta di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 30 November-4 Desember 2022.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Insiden tumpahnya minyak di laut akibat aktivitas industri migas, dapat mencemari dan mengganggu ekosistem laut. Untuk itu, tiga mahasiswa Universitas Jember (Unej) mengembangkan aerogel berbahan rami yang dapat menyerap tumpahan minyak di laut.

Ketiga mahasiswa itu ialah M. Khoirunnafiuddin dan Difka Augustina Diana Sari mahasiswa Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, serta Sofiatul Hasanah mahasiswa Prodi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).  Dalam penelitiannya, mereka dibimbing oleh dosen Program Studi Teknik Kimia FT, Dr. M. Maktum Muharja Al Fajri.

Ketua Tim Sofiatul Hasanah mengatakan, terdapat banyak cara untuk mengatasi bencana tumpah minyak atau oil spill. “Di antaranya metode remediasi kimia, penggunaan oil skimmer, penyemprotan dispersant, dan pembakaran in-situ,” jelas Sofia, sapaannya, Sabtu (31/12/2022).

Namun, menurut Sofia, metode itu menghabiskan waktu yang panjang dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. “Itu juga mengandung bahan yang sulit diuraikan oleh alam, sehingga menambah toksisitas terhadap lingkungan,” terangnya.

Saat ini, lanjutnya, metode yang banyak dikembangkan dan efektif berupa penggunaan bioadsorben. Sebab, hal itu dianggap lebih ramah lingkungan. “Sehingga tidak berdampak buruk bagi ekosistem laut,” katanya.

TEMUAN: Aerogel yang diciptakan tiga mahasiswa Unej, mampu menyerap tumpahan minyak di laut.

Salah satu bioadsorben itu, tambah Sofia, adalah aerogel. Dari penjelasannya, aerogel ialah bahan dengan kepadatan rendah dan dapat menyerap zat tertentu layaknya minyak. Bedanya, timnya menciptakan aerogel berbahan biomassa, yaitu limbah tanaman rami. “Tanaman rami dipilih karena memiliki kandungan selulosa tinggi yaitu mencapai 88,5 persen dan ketersediannya yang melimpah di indonesia,” terangnya.

Tidak hanya rami, Difka mengatakan, juga menggunakan graphene oxide (GO) dan N,N’ Methylenebisacrylamide (MBA). “Kedua bahan tersebut bertujuan untuk mendapatkan kapasitas penyerapan minyak yang lebih tinggi,” katanya.

Terkait pembuatannya, menurut Difka, dimulai dengan menghaluskan batang rami lalu menghilangkan kandungan lignin menggunakan soda api. Selanjutnya, proses pemutihan atau bleaching menggunakan Natrium Hipoklirit dilakukan dan mencucinya dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu 100 derajat celsius selama dua jam. “Sintesis aerogel dilakukan menggunakan campuran GO/MBA dan bahan lainnya,” terangnya.

Penelitian tersebut dilakukan selama empat bulan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA dan CDAST Unej. “Dari Juni (2022, red) kami lakukan penelitian,” jelas Difka.

Lalu dalam penelitiannya, Khoirun menambahkan, kemampuan aerogel tersebut diuji dengan mencampurkan solar dexlite dengan air. “Ternyata aerogel berbahan rami yang kami kembangkan memiliki kapasitas adsorpsi tinggi, yakni mampu menyerap minyak sebanyak 8,55 gram/gram. Sementara dalam penelitian sebelumnya, aerogel dengan bahan spons luffa hanya mampu menyerap minyak sebanyak 5,2 gram/gram saja,” ungkapnya.

Untuk biaya pembuatannya, Khoirun menjelasakan, hanya memerlukan biaya sekitar 7.500 rupiah per gramnya. Penelitian tersebut berjudul “Valorisasi Biomaterial Limbah Batang Rami terkombinasi GO/MBA Sebagai Adsorben Kapasitas Tinggi Pada Aplikasi Tumpahan Minyak di Laut”. Temuan itu dipresentasikan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 bidang Riset Eksakta di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 30 November-4 Desember 2022 lalu. (iaf/why)


Share to