Masyarakat Diajak Minimalisir Pakai Koran Saat Salat Idul Fitri, Demi Lingkungan dan Kesehatan

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Tuesday, 02 Apr 2024 18:10 WIB

Masyarakat Diajak Minimalisir Pakai Koran Saat Salat Idul Fitri, Demi Lingkungan dan Kesehatan

Dosen Fakultas Teknik Lingkungan Unmuh Jember Dr. Latifa Mirzatika.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Penggunaan koran sebagai alas salat, menjadi salah satu kebiasaan saat salat Idul Fitri. Kebiasaan ini ternyata berdampak tidak baik bagi lingkungan dan kesehatan.

Penggunaan koran sebagai alas salat pada hari raya Idul Fitri secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah. Dampaknya, setelah pelaksanaan salat, lapangan atau tempat-tempat salat dipenuhi oleh koran bekas yang berserakan.

Dosen Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Jember Dr. Latifa Mirzatika, menjelaskan bahwa koran merupakan produk yang telah melalui berbagai proses produksi yang melibatkan bahan kimia.

Ketika dibakar, koran melepaskan bahan kimia beracun ke udara, termasuk dioksin, yang merupakan polutan organik persisten.

“Saat diproduksi, koran melewati serangkaian proses yang melibatkan bahan kimia. Baik dalam produksi kertas, pulp pencetakan dan perekatan (konversi) yang mengikutinya. Maka dari itu, saat dibakar, koran akan melepaskan bahan kimia beracun ke udara.” ujarnya, Selasa (2/4/2024) sore.

Salah satu zat beracun yang dilepaskan saat pembakaran koran adalah dioksin. Dioksin adalah kontaminan kimia beracun (polutan organik persisten) yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia.

Penumpukan dioksin dalam jaringan lemak hewan dan manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker yang meningkat. “Jika tubuh manusia terpapar dioksin secara terus menerus maka akan berpotensi menyebabkan kanker," sambungnya.

Oleh karenanya, lanjut Latifa, Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan koran sebagai sampah, langkah-langkah alternatif yang ramah lingkungan perlu dipertimbangkan. Salah satu cara adalah dengan mengganti penggunaan koran dengan bahan-bahan lain yang dapat didaur ulang atau memiliki siklus hidup yang lebih panjang.

Dalam hal ini, Latifa mengenalkan sebuah konsep yang dinamakan Green Idul Fitri, sebuah gerakan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak hanya sekali pakai dan langsung dibuang. Alternatif-alternatif seperti tikar gulung, karpet, matras, atau alas lainnya dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.

“Alih-alih menggunakan koran, kita dapat menggunakan alas berupa tikar, karpet, matras, maupun alas-alas lainnya yg sekiranya dapat digunakan, yang terpenting, tidak bersifat hanya sekali pakai langsung buang," paparnya.

Selain itu, dirinya juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk melaksanakan Idul Fitri dengan mengadopsi konsep Green Idul Fitri.

"Dengan demikian, kita dapat turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama," katanya. (dsm/why)


Share to