Mengenal Danik Eka Rahmaningtiyas, Caleg DPRD Provinsi Lumajang-Jember

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Sunday, 04 Feb 2024 11:11 WIB

Mengenal Danik Eka Rahmaningtiyas, Caleg DPRD Provinsi Lumajang-Jember

MENGABDI: Caleg DPRD Provinsi Partai PSI Dapil V (Lumajang-Jember), Danik Eka Rahmaningtiyas.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Menjadi generasi yang percaya data menjadi senjata politik tersendiri bagi Danik Eka Rahmaningtiyas. Wanita 36 tahun asal Kecamatan Ambulu yang maju dalam gelaran pemilihan umum (pemilu) 2024 sebagai calon legislatif DPRD Provinsi untuk Dapil Jawa Timur V (Lumajang-Jember). 

Waktu menunjukkan pukul setengah empat sore saat Tadatodays.com berkesempatan untuk berbincang dengan Wanita yang kerab disapa Danik itu. Politikus perempuan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut menceritakan perjalan karir politik yang telah ia lewati hingga kini duduk sebagai Ketua Eksternal DPP PSI.

BINCANG: Danik saat mengunjungi dan berbincang langsung dengan para petani.

Bergabung sejak 2014, Danik merupakan salah satu dari sembilan orang dibalik terbentuknya PSI. Pemikiran kritis serta keresahannya terhadap demokrasi Indonesia mengantarkannya bertemu dengan orang-orang yang sepemikiran denganya. Danik merupakan salah satu aktivis yang getol menyuarakan terkait narasi anti korupsi. Tetapi, Danik merasa suara-suara vokalnya tidak akan pernah didengar jika dirinya bukan siapa-siapa.

"Geram sih, sekarang ini bahkan para legislatif yang membuat, mengesahkan dan melakukan pengawasan peraturan pun banyak yang sekaligus jadi pelakunya sendiri. Kalau bukan siapa-siapa, siapa yang mau dengar? satu-satunya cara ya bikin partai sendiri," tegas wanita berkacamata itu Sabtu (3/2/24) sore.

PEDULI: Pasar Murah yang digelar Danik Eka Rahmaningtiyas.

Tahun ini adalah ketiga kalinya Danik mencalonkan diri sebagai calon legislatif setelah sebelumnya ditahun 2014 ia maju sebagai caleg DPR-RI dari partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk Dapil IV (Lumajang Jember), kemudian di 2018 Danik mendaftrakan diri sebagai caleg DPR-RI pada pemilu 2019 dari Partai Solidaritas Indonesia dapil Lumajang-Jember. Serta tahun 2024 ini.

"Kalau ditanya capek apa enggak, jawabannya pasti capek. Tapi saya lebih capek saat saya tidak berdaya untuk membantu orang lain karena saya bukan siapa-siapa," katanya sambil tersenyum. 

Sejak kecil, kehidupan Danik memang lekat dengan organisasi. Bagaimana tidak, saat kebanyakan anak kelas 5 Sekolah Dasar sedang menghabiskan waktu bermain dengan anak seusianya, Danik kecil bergabung dan menempa diri di organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Tak berhenti disitu, atas kerja keras dan kegigihannya, Danik pun menjadi perempuan pertama yang berhasil menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM.

PERHATIAN: Danik Eka Rahmaningtiyas saat menemui nelayan di wilayah Kecamatan Puger.

Usai menyelesaikan pendidikan wajib, ia menjatuhkan pilihan di Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ) untuk pendidikan lanjutannya. Danik memilih jurusan Psikologi dengan tujuan awal mengetahui alasan dasar dibalik tiap perilaku manusia. Menurutnya, mempelajari hal tersebut adalah hal menyenangkan.

Mengingat Danik yang sedari dibangku sekolah memang bergaul dengan banyak golongan termasuk teman-temannya yang bermasalah. Dari situ Danik mulai mengamati dan tertarik mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perilaku manusia. Danik menilai, tiap perilaku memiliki alasan mendasar yang tidak terbentuk begitu saja.

Tak selesai disitu, Danik menunjukkan keseriusannya dalam ilmu Psikologi dengan melajutkan studynya di Pascasarjana Psikologi Terapan Universitas Indonesia dan berlanjut di Pascasarjana Psikologi Profesi di Universitas Persada Indonesia YAI. Hingga akhirnya saat ini, selain sebagai politikus muda Indonesia, Danik juga seorang konselor kesehatan mental.

Suhu dingin ruangan ber AC menunjukkan angka 16 derajad. Cukup dingin memang, tapi tidak dengan obrolan kami yang semakin hangat. Mengingat partisipasi pemilih muda yang angkanya mencapai 55%, Danik tentu saja memiliki strategi khusus dalam mengenalkan diri atau kampanye. Dirinya melihat bahwa para pemilih muda saat ini sangat sulit untuk didatangi secara langsung sebab mereka seolah hidup di dunianya sendiri yakni dunia digital dan sosial media.

 

 

"Pemilih muda itu nggak bisa ditemui langsung door to door, jadi berusaha ngimbangi dan sebisa mungkin kami memperluas algoritma dengan lebih interaktif di sosmed seperti tiktok, instagram sebagai media berinteraksi bareng teman-teman pemilih muda ini, dan it's works," papar Danik sambil meminum segelas Avocado Chess yang ia pesan.

Selain itu, Danik juga melakukan pemetaan serta survey lokasi tehadap lokasi yang akan menjadi daerah pilihya. Sehingga apa yang akan dirinya lakukan semuanya selalu berdasar data yang ada sesuai dilapangan. "Generasai sekarang itu generasi percaya data, jadi kami juga harus kuat di data sehingga tahu apa yang dibutuhkan sebab kebutuhan tiap wilayah pastinya nggak sama," lanjutnya.

Danik juga sering menggelar pasar murah ke wilayah-wilayah yang ia datangi. Tak sekedaar pasar murah, konsepnya sedikit berbeda. Mereka yang datang diharuskaan membayar lima ribu rupiah. Dari uang itu mereka bebas memilih maksimal tiga item sesuai kebutuhan. “Kenapa tidak ambil sepuasnya, saya ingin membiasakan masyarakat untuk hidup cukup dan tidak berlebihan,” katanya.

Nantinya jika terpilih, ia ingin menjadi sosok pembawa perubahan khususnya pada isu Kesehatan Mental dan Pendidikan yang menjadi konsentrasinya. "Mungkin banyak yang bertanya kenapa cuma itu, tapi sebenarnya Dua hal itu tanpa disadari dampaknya akan mencakup hal yang lebih luas," ungkap Ketua Eksternal DPP PSI itu.

Sebagai celeg perempuan, Danik mengaku prihatin dengan tingginya angka kekerasan khususnya di Jember. Bagaimana tidak, per 2023, Kabupaten Jember menjadi wilayah dengan angka kekerasan tertinggi se Jawa Timur, baik kekerasan anak maupun terhadap perempuan.

Dirinya menilai, masalah utama dalam kekerasan adalah adanya karakter yang implusif dan budaya patriarki yang bertemu dengan kelompok rentan (perempuan dan anak). Danik berkomitmen untuk mengurangi angka kerentanan tersbut dengan beberapa program kerjanya.

Salah satunya adalah membangun ruang aman bagi para korban kekerasan melalui shalter kesehatan mental yang nantinya akan ada pada tiap desa atau kelurahan. "Banyak dari mereka terkena masalah mentalitas, kekurangan ruang aman, entah untuk sekedar bercerita, mereka nggak punya. Kami hadir membantu dan memfasilitasi hal itu. Bahkan buat anak-anak yang bingung mau ambil jurusaan pendidikan lanjutan, bisa disana," Danik melanjutkan.

Tujuannya adalah "Saya ingin memutus mata rantai kerentanan yang selama ini melekat di masyarakat, dalam hal ini adalah perempuan dan anak, Perempuan bukan hanya pelengkap. Kalau kerentanan ditekan angkanya, maka angka kekerasan juga akan menurun." tegas Danik.

Di sektor pendidikan, Danik berkomitmen akan meningkatkan kecakapan pada tiap tigkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya soal angka, tapi ada capaian kecakapan yang harus diraih tiap siswa. "Harapannya, jika mereka punya kecakapan pedidikan yang bagus, maka nantinya mereka makin berdaya dan memiliki kerentanan yang rendah," tutur perempuan 36 tahun itu.

Selain dua hal utama diatas, Danik juga berfokus pada pemetaan wilayah pertanian dan peternakan. Tujuannya, untuk mengatasi   masalah ekonomi utamanya bagi para petani yang sering kali mengalami kerugian besar tiap kali masuk masa panen.

"Kalau dipetakan dengan benar, nggak akan ada lagi tuh petani yang buang hasil taninya ke jalan karena harganya anjlok. nantinya bisa dioper ke daerah lain yang membutuhkan," imbuhnya.

Di akhir percakapan, Danik berpesan, hal diatas akan bisa dicapai dengan syarat para legislatif yang duduk sebagai pemangku kebijakan adalah mereka yang paham akan kesetaran.

"Kalau ekonomi sudah sattle, trigger untuk melakukan kekerasan akan berkurang, biaya kesehatan juga gampang, urusan pendidikan juga pasti akan berdaya dan semua sektor pasti mengikuti. Dengan catatan para legislatifnya harus orang yang punya perspekitf kesetaraan," pungkasnya. (dsm/why)


Share to