Musim Kemarau, Serapan Gabah Bulog Jember Anjlok

Dwi Sugesti Megamuslimah
Tuesday, 22 Jul 2025 18:41 WIB

GILING: Petani yang sedang menggiling hasil tanam padi di wilayah Ajung.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Serapan gabah oleh Perum Bulog Jember selama dua bulan terakhir tercatat rendah. Kepala Bulog Jember Muhammad Ade Saputra menyebut, hingga pertengahan Juli 2025, gabah yang berhasil diserap hanya sekitar 4.000 ton.
Jumlah itu, kata dia, jauh lebih kecil dibanding serapan saat panen raya yang bisa mencapai 60.000 ton. “Kalau dibanding panen raya, sekarang serapannya enggak sampai 1 persen,” kata Ade saat dikonfirmasi, Minggu (21/7/2025).
Minimnya serapan gabah ini disebabkan oleh harga di tingkat petani yang saat ini berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Harga gabah kering panen (GKP) di petani mencapai Rp7.000 per kilogram, sementara Bulog hanya diperbolehkan membeli sesuai HPP.
"Kalau harga sudah di atas HPP, kami tidak bisa masuk. Petani bebas menjual ke penggilingan atau jaringan lainnya,” jelasnya.

Padahal, menurut data Dinas Pertanian, luas lahan panen gadu di Jember mencapai 14.000 hektare. Bulog sendiri telah memetakan tujuh kecamatan sebagai wilayah prioritas serapan pada musim kemarau ini. Ketujuh daerah itu antara lain Kecamatan Gumukmas, Puger, Jombang, Ambulu, Jenggawah, Kencong, dan sebagian wilayah Jember Utara.
Meski begitu, Ade menegaskan bahwa Bulog tetap siaga menyerap gabah petani apabila harga kembali turun mendekati HPP. Ia berharap stabilisasi harga dapat terjaga tanpa merugikan petani maupun pemerintah.
“Kami siap serap, tapi sesuai ketentuan. Jangan sampai petani merugi, dan stok pemerintah juga tetap aman,” tegasnya.
Bulog juga mencatat, konversi serapan gabah 99.000 ton secara total selama 2024 setara dengan sekitar 79.000 hingga 80.000 ton beras. (dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)