Nasib Kampung Kreatif JFC Tak Sesuai Omongan Bupati

Dwi Sugesti Megamuslimah
Friday, 15 Dec 2023 18:06 WIB

SEPI: Sepinya kondisi kampung kreatif JFC.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Kampoeng Creative Jember Fashion Carnival” atau “Kampung kreatif JFC” yang terletak di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Arjasa kian sepi, baik pengunjung maupun pihak pengurus lokasi. Padahal, kampung kreatif ini digadang-gadang sebagai salah satu bentuk pengenalan budaya Kota Jember ke mata dunia.
Bupati Jember Hendy Siswanto saat peresmian kampung kreatif JFC pada 10 Maret 2023 lalu mengatakan, hal ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi antara seni, budaya dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai penggerak wisata di Jember.
Kunjungan tadatodays.com ke lokasi, didapati RTH dengan kondisi sepi serta hampir tidak ada aktivitas apapun didalamnya. Terdapat dua bangunan utama yang menjadi pusat penggerak kampung kreatif.
TIC: Kondisi terkini tourist information center yang ada di kampung kreatif JFC.
Bangunan tempat ruang museum di sebelah kanan, serta bangunan tempat galeri informasi dan edukasi JFC yang diberi nama “JFC Ekspos" di sebelah kiri. Terdapat pula tribun penonton yang tepat mengarah ke lapangan.
Keduanya kini sepi dan menyisakan satu ruanganan yang diisi oleh petugas dari dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jember sebagai penjaga kampung kreatif JFC. Tanamannya pun terlihat banyak yang berongga dan tidak rapat, sehingga mengganggu estetika.
Bahkan, Tourist Information Center, salah satu sudut galeri Kampung Kreatif JFC terlihat kosong tanpa aktifitas. Padahal di ruangan ini awalnya pengelola mencoba mengenalkan Jember secara utuh. Di ruang ini pula pengunjung akan diberi informasi mengenai bagaimana kebudayaan masyarakat Jember. Namun sayang, kini ruangan itu mangkrak.

"Dulu waktu pertama buka itu ada dari pihak JFC yang jaga setiap hari, itu berlangsung sekitar dua bulan, setelah itu nggak ada lagi. Paling-paling kalau ada acara aja," kata Dwiki, salah satu petugas penjaga Kampung kreatif JFC saat ditemui, Jumat (15/12/2023).
Dwiki mengatakan, dirinya berjaga di kampung kreatif JFC ini bergantian dengan lima temannya. "Jadi sistem shift. Satu shiftnya dua orang, bergilir dari pagi sampai pagi lagi," imbuhnya
Sementara untuk museum JFC, lanjut Dwiki, dikelola oleh pihak JFC dan baru dibuka apabila ada kunjungan saja. Menurut hitungan Dwiki, sejak kampung kreatif ini diresmikan, hanya ada empat sampai lima kunjungan dari turis.
Bahkan pihaknya tidak memiliki data konkret tentang berapa banyak jumlah kunjungan sejak kampung kreatif JFC di resmikan. "Kalau dari turis luar hanya ada 4-5 kali, ada dari kunjungan sekolah-sekolah juga kadang," lanjutnya
Menurutnya, sampai sejauh ini tidak ada kendala berarti terkait perawatan RTH. Pihaknya hanya berharap kesadaran dari masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan wilayah kampung kreatif.
Sementara itu, salah satu pengunjung yang ditemui tadatodays.com, Agustina, berpendapat bahwa perubahan kampung kreatif cukup mengikuti perkembangan zaman, sehingga lumayan diminati anak muda. Hanya saja kurangnya ornamen berupa jajanan dan kuliner yang terpasang di sekitar kampung kreatif.
Lagi-lagi hal ini tidak sesuai dengan tujuan awal saat peresmian kampung kreatif. Kampung kreatif JFC dirancang sebagai pusat UMKM menjajakan produknya. "Perubahannya cukup signifikan sebenarnya sih daripada waktu jadi RTH. Tapi kurang kulinernya sih. Jadi pengunjung harus bawa makanan dari luar, lumayan repot," kata perempuan asal Kalisat itu. (dsm/why)

Share to
 (lp).jpg)