Nelayan di Puger Jember Tak Melaut karena Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Melonjak

Andi Saputra
Andi Saputra

Thursday, 05 Nov 2020 21:14 WIB

Nelayan di Puger Jember Tak Melaut karena Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Melonjak

BAHAYA: Nelayan di Pantai Puger memilih tidak melaut karena cuaca ekstrem. Selain berbahaya, saat cuaca ekstrem ikan tangkapan di laut berkurang.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Ratusan nelayan di pesisir pantai Puger kabupaten Jember enggan melaut dalam sepekan terakhir. Hal itu dipicu badai La Nina, yang menyebabkan cuaca ekstrem.

Salah seorang nelayan setempat bernama Mohammad Catur mengungkapkan, cuaca ekstrim di mana ombak dapat berketinggian 3-4 meter, ditambah perahu nelayan Puger yang rata-rata berukuran kecil, tidak memungkinkan untuk melanjutkan aktivitas menangkap ikan di laut lepas.

"Kita jarang melaut karena ombak bisa sampai 3-4 meter, tambah angin kencang, Kami kwatir juha itu bahaya," ujar pria asal Puger Wetan itu, Kamis (5/11/2020).

Selain itu, kata Catur, pada saat hujan lebat dan angin kencang berlangsung ikan-ikan yang dibutuhkan nelayan seperti tongkol atau cumi-cumi, tidak tampak di permukaan laut. Sehingga sulit ditangkap.

Catur menyebut, kondisi seperti ini biasa terjadi pada saat mendekati bulan Desember. Oleh karena itu, nelayan tidak heran dan memilih menunggu hingga cuaca kembali normal.

Sementara itu, seorang pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger, Misniyati pada tadatodays.com mengatakan, berhentinya aktivitas nelayan Puger itu berakibat berkurangnya stok  ikan. Akhirnya, harga ikan melonjak naik 100 persen.

Yati sapaan akrabnya, mencontohkan harga cumi perkilo saat ini Rp 60 Ribu per Kg, padahal saat harga normal hanya Rp 30 ribu. Kemudian ikan tongkol ukuran sedang yang semula hanya Rp 7 ribu saat ini dapat mencapai Rp 15 ribu. Begitu pula harga tangkapan Laut lainya.

"Stok berkurang karena ngak ada yang melaut itu, yang beli banyak, jadi ya semua harganya naik," ujarnya.

Terpisah, Kasatpolair Polres Jember Iptu M Naim melalui sambungan telepon menjelaskan, badai La Nina saat ini telah diantisipasi dengan terus memberikan peringatan tentang bahaya laut saat kondisi cuaca ekstrim.

Informasi yang dihimpun dari BMKG, kondisi La Nina diprediksi berlangsung mulai Oktober hingga Maret 2021 mendatang. Sehingga masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi.

"Gelombang tinggi, sehingga kami terus menghimbau kepada nelayan agar sementara tidak melaut karena kawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya. (as/sp)


Share to