JEMBER, TADATODAYS.COM- Paguyuban Sami Rahayu Rukun Agawe Santoso (Saras) Jember bersama H. Nanang Handono Prasetyo menyalurkan sebanyak 6.600 zakat fitrah untuk para duafa di enam titik yang berada di wilayah Jember pada Sabtu (6/4/2024).

Melalui kegiatan tersebut, pria yang akrab disapa Ji Nanang itu ingin mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan tidak melupakan sesama yang memang sangat membutuhkan.

“Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi yang mampu. Pengumpulan melalui Paguyuban Saras ini, saya mengajak masyarakat yang memang memiliki rejeki yang berlimpah untuk tidak melupakan lingkungan sesama yang memang sangat membutuhkan,” jelasnya.

Ji Nanang merasa, Kabupaten Jember membutuhkan tangan-tangan emas untuk andil dalam hal seperti ini. “Hal itu sesuai dengan blusukan saya baru-baru ini, saya melihat angka kemiskinan dan stunting yang masih tinggi, masyarakat kita perlu uluran tangan,” imbuhnya.

Sementara, Ketua panitia pembagian zakat sekaligus sekretaris paguyuban Saras Jember, Wiwid Diyono mengatakan bahwa penyaluran zakat ini dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menghindari tumpukan antrean warga.

“Hari ini ada 5000 paket yang disalurkan, yang dibagi menjadi tiga kloter untuk meminimalisir antrean penerima. Berlangsung sejak pukul 09.00-15.00 WIB, Masyarakat bisa datang sesuai jam yang tertera di kulon,” urainya.

Adapun enam lokasi yang menjadi titik penyaluran zakat ini adalah Kecamatan Arjasa, Kecamatan Kencong, Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Jenggawah, Kecamatan Kaliwates, dan hari ini di wilayah Kranjingan.

Kegiatan penyaluran zakat ini telah berlangsung sejak 40 tahun lalu dan merupakan agenda tahunan dari paguyuban Saras Jember. Untuk tahun ini, setidaknya ada 6.600 paket zakat yang telah disalurkan melalui paguyuban Saras Jember.

Paguyuban Saras sendiri merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang terbentuk dalam rangka kerukunan. Multi etnis, agama, dan ras yang menjadi satu. Terbentuk dalam rangka menciptakan kerukunan antar manusia yang berpijak pada satu umat, satu tuhan.

“Tuhan saja memberi kasih sayang pada umatnya. Kita selaku umatnya juga harus bisa memberikan hal yang sama, dalam artian untuk berbagi kasih sayang pada sesama,” ujarnya. (dsm/why)