JEMBER, TADATODAYS.COM - Pembongkaran tugu PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Ranting Pakusari di jalan Nasional III Jember-Banyuwangi rencananya bakal digelar pada Senin (28/8/2023). Namun, tugu tersebut tidak jadi dibongkar lantaran muncul penolakan dari warga PSHT.

Sebelumnya, Bakesbangpol Jatim telah mengimbau untuk membongkar tugu perguruan silat di daerah. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran bernomor 300/5984/209.5/2023 tertanggal 26 Juni 2023.

ORASI: Tokoh PSHT Fajar Sukmono saat berorasi.

Imbauan tersebut turut disambut oleh pengurus PSHT Cabang Jember. Mereka turut mengimbau pembongkaran tersebut.

Namun, warga PSHT menolak rencana pembongkaran tersebut. Dari pantauan tadatodays.com, aksi warga PSHT Senin itu mengakibatkan kemacetan di sepanjang jalan. Terdapat ratusan massa yang hadir dalam aksi tersebut.

Massa mengerumuni tugu PSHT Ranting Pakusari yang berada tepat di pinggir jalan tersebut. Meski begitu, massa masih memberikan jalan bagi ambulans yang lewat.

Menurut salah seorang warga PSHT Ranting Pakusari, Muhammad Fadil, tugu tersebut merupakan simbol perguruannya. Sebab itu, ia menolak dengan keras pembongkaran tugu tersebut.

Fadil mengatakan, pembangunan tugu tersebut dilakukan dengan usaha keras. Menurutnya, perguruan yang diikutinya telah aman, terutama di Ranting Pakusari. "Kenapa kok mau dibongkar? Kita pertahankan tugu ini," katanya.

Fadil mengatakan bahwa tugu tersebut telah dibangun sekitar tahun 2014. Meski pengurus PSHT Cabang Jember telah mengimbau pembongkaran tersebut, tetapi pihaknya berusaha untuk tetap teguh dengan pilihan mereka.

Kemudian, seorang dari massa tersebut yang mengaku sebagai panglima PSHT Cabang Jember berorasi. Menurut keterangan massa, Ia adalah Fajar Sukmono. Dalam orasinya, Fajar mengatakan bahwa satu tugu PSHT dibongkar akan tumbuh seribu lainnya. "Jaga NKRI, itu SH Terate," ungkapnya disambut sorak sorai massa.

Fajar menyatakan, ia setuju pembongkaran itu asalkan juga mendapatkan persetujuan dari anggotanya. "Apa salahnya SH Terate? Tugu ini salah apa!" katanya. (iaf/why)