Peran Pemkab untuk UMKM, Tutuk: Kita Dijadikan Boneka di Situ

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Friday, 07 Apr 2023 15:22 WIB

Peran Pemkab untuk UMKM, Tutuk: Kita Dijadikan Boneka di Situ

JEMBER, TADATODAYS.COM - Langkah Pemkab Jember untuk mendongkrak UMKM di wilayahnya dinilai masih belum berhasil. Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Jember justru mempertanyakan program dan usaha ekspor dan bantuan anggaran.

Ketua APKLI Jember Tutuk Kurnia Wahyu Ningtias menyatakan, agenda Pemkab Jember untuk mendongkrak UMKM di Jember masih belum berhasil sepenuhnya. Menurutnya, pemkab hanya berbeo terkait manfaat program dan usaha ekspor serta bantuan anggaran. “Mana? Sampai detik ini tidak ada,” ujarnya, Jumat (7/4/2023) siang.

Diketahui, Pemkab Jember kerap menggelar kegiatan untuk mendukung tumbuh kembang UMKM. Dalam LKPJ Bupati Jember tahun anggaran 2022, diklaim bahwa PLUT UMKM pada tahun 2022 telah melayani UMKM dan wirausaha sebanyak 1.999 unit usaha serta koperasi sebanyak 1.691 unit usaha.

Bahkan dalam laporan tersebut diterangkan bahwa Pemkab Jember telah melakukan survei kepuasan atas layanan diberikan. Dalam klaimnya, sebanyak 82 persen responden merasa sangat puas, 16 persen merasa puas, 2 persen kurang dan 0 persen tidak puas.

Bahkan, Tutuk mengungkapkan, even yang kerap digelar terkesan ‘wah’. Namun, daya beli atau serapnya masih dinilai kecil. “Teman-teman kan tidak tahu kalau kita dijadikan boneka di situ,” ujarnya nyinyir.

Tutuk juga menilai bahwa instruksi agar dinas turut berbelanja produk UMKM Jember pada acara tertentu, hanya angin lewat belaka. “Mana ada?” tanya pemilik Legendaris Koka itu.

Selain itu, Tutuk menjelaskan, saat pemkab menghadirkan pihak bank dalam kegiatan sosialisasi kepada UMKM, tidak pernah menjelaskan program CSR (Corporate Social Responsibility). “Tapi bank yang datang itu hanya sosialisasi KUR, kreditnya, bunganya sekian. Jadi UMKM itu bukannya dikasih modal, malah disuruh utang,” jelasnya.

Para pemilik UMKM pun harus mengurus sendiri barang dagangnya yang dititipkan di toko retail. “Kita sekarang menaruh produk di sana. Kita tata sendiri dan pajang sendiri,” jelasnya.

Selain itu, Tutuk menerangkan bahwa risiko kehilangan pun turut menjadi tanggung jawab pemilik produk. Pengecekan stok juga dilakukan secara mandiri oleh pemilik produk di gudang toko retail tersebut. “Bahkan produknya teman-teman itu berserakan di sana, tidak tertata rapi,” ungkapnya. (iaf/why)


Share to