Peran Penting Komunitas dalam Upaya Peningkatan Budaya Literasi di Jember

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 21 Feb 2024 12:11 WIB

Peran Penting Komunitas dalam Upaya Peningkatan Budaya Literasi di Jember

JEMBER, TADATODAYS.COM - Kondisi kesadaran masyarakat Jember terhadap pentingnya literasi masih terbilang minim. Oleh karenanya dibutuhkan gerakan serta dorongan dari berbagai pihak, salah satunya komunitas. Bak hembusan angin segar, komunitas hadir menjadi pionir-pionir utama dalam pembangunan literasi mulai tingkat daerah hingga nasional.

Hal itu disampaikan Kepala Perpustakaan Daerah (Perpusda) Jember Ahmad Imam Fauzi, Selasa (20/2/2024) siang. "Keberadaan komunitas literasi ini sifatnya multiplayer atau sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan literasi, khususnya Jember," katanya.

Komunitas menjadi penting, lantaran mereka mampu menciptakan sebuah ekosistem. Fauzi berpendapat, selama ini masyarakat memang berliterasi tapi tidak menciptakan sebuah kosistem. "Jadi mereka dilihat hanya sebagai objek-objek saja, padahal mereka juga ingin terlibat langsung," lanjutnya.

Komunitas berperan sebagai pemicu serta pengedukasian masyarakat secara masif terhadap pentingnya literasi. Nantinya, setelah budaya itu tumbuh, pemerintah lah yang bertugas melakukan kanalisasi kelembagaan.

"Saya melihat, bagaimana komunitas on the spot itu dapat dilembagakan, dan yang memiliki wewenang disana adalah Disperpus sendiri," timpal Fauzi.

Fauzi menilai para pegiat literasi layaknya seorang seniman yang memiliki jiwa bebas serta pemikiran luas. Sampai saat ini, Pemkab Jember memiliki kurang lebih 50 komunitas yang bergerak di bidang literasi yang tersebar di seluruh wilayah.

Pihaknya sempat menggelar kegiatan Sarah Sehan dengan komunitas pegiat literasi se Jember untuk merangkul serta membangun kedekatan antar komunitas dan instansi. Mereka banyak menyampaikan aspirasi, kendala bahkan proyeksi kegiatan komunitas masing-masing.

"Kendala yang masih kerasa ya memang tidak ada jembatan informasi yang ideal bagi para pegiat literasi, mereka juga belum adanya kelembagaan yang struktural dan sistematis itu yang menyusahkan mereka saat dilapangan," urai Fauzi.

Fauzi menyebut, mereka ingin ada forum khusus pegiat literasi yang berkelanjutan. Pihak perpusda sendiri sama sekali tidak keberatan untuk memfasilitasi tiap kegiatan yang akan digelar komunitas-komunitas.

"Mereka boleh memakai fasilitas perpusda untuk kegiatan, baik hari kerja maupun di weekend, dan itu gratis," jelasnya.

Fauzi berpesan pada pegiat literasi yang hendak menggelar kegiatan, untuk mempersiapkan sejak jauh-jauh hari lantaran dengan demikian pihaknya mampu mengkoordir jumlah anggaran dengan seksama.

"Semisal untuk agenda besar di tahun mendatang bisa diajukan sebelum bulan Juli 2024, dan untuk kegiatan ditahun yang berjalan maksimal di Minggu kedua bulan Agustus," pungkasnya. (dsm/why)


Share to