Perkumpulan Tunggal Jati Nusantara Dikenal dengan Kegiatan Pengajian

Bryan Bagus Bayu Pratama
Bryan Bagus Bayu Pratama

Sunday, 13 Feb 2022 22:57 WIB

Perkumpulan Tunggal Jati Nusantara Dikenal dengan Kegiatan Pengajian

TRAGEDI: Petugas gabungan melewati tebingan di Pantai Payangan Jember, untuk mencari 11 orang pengikut perkumpulan Tunggal Jati Nusantara (TJN) yang hilang saat ombak menerjang. Sebelas orang ditemukan tewas. Sementara Nurhasan, ketua TJN bersama 11 pengikutnya selamat dari terjangan ombak.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Perkumpulan Tunggal Jati Nusantara (TJN) di Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, sedang menjadi perbincangan warga Jember. Pasalnya, 11 orang perkumpulan TJN meninggal dunia saat menggelar ritual berendam di pantai selatan Jember, tepatnya di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Minggu (13/02/2022).

Perkumpulan tersebut diketuai oleh Nurhasan, 35 warga Botosari, Desa Dukuhmencek. Namun akhir-akhir ini, Nurhasan lebih sering tinggal di rumahnya yang lama di Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Jember.

Saat kejadian, Nurhasan berhasil menyelamatkan diri bersama 11 orang pengikutnya. Sementara 11 pengikut lainnya tewas disapu ombak pantai selatan.

Menurut tetangga Nurhasan, aktivitas TJN tidak nyeleneh dan lebih mengarah pada kegiatan keagamaan. Tapi dengan terjadinya tragedi tersebut, tetangga Nurhasan pun baru mengetahui jika perkumpulan tersebut juga menggelar ritual.

Zahra, salah satu tetangga Nurhasan di Desa Dukuhmencek mengatakan bahwa, setiap malam Jumat, Nurhasan sering melakukan kegiatan pengajian di rumahnya. "Walaupun tidak sering banget, tapi orang jauh-jauh (yang datang)," katanya, Minggu(13/02/2022) sekira pukul 21.00 WIB.

Zahra menuturkan, perkumpulan yang dipimpin Nurhasan itu banyak diikuti warga dari luar Desa Dukuhmencek. Bahkan, ada tetangganya bernama Wahyu, pernah mengikuti kegiatan TJN tapi tak disetujui oleh orangtuanya. “Dimarahi oleh orang tuanya setelah ikut itu, sekarang sudah gak ikut lagi," ujarnya.

Dari sepengetahuan Zahra, aktivitas TJN tidak pernah yang aneh-aneh. Bahkan kegiatannya positif. "Ya kegiatannya seperti ngaji bersama, seperti orang yang sedang melakukan arisan gitu. Tapi, ya gak tau lagi kalau ada kegiatan lain," tuturnya.

Namun dengan adanya peristiwa di Pantai Payangan, Zahra baru mengetahui jika TJN juga menggelar ritual.

Tanggapan yang sama juga dikatakan oleh Rafli, 22. Ia merupakan teman dari Dimas dan Bayu, 2 dari 12 orang pengikut TJN yang selamat.

Rafli menuturkan, tidak ada yang aneh dengan kegiatan yang dilakukan oleh dua temannya itu selama bergabung aabersama TJN. "Ya, biasa aja sih. Malah kelihatan positif apa yang dilakukannya," tuturnya.

Diketahui, sebanyak 24 orang perkumpulan spiritual Tunggal Jati Nusantara di Lingkungan Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, mengikuti ritual spiritual di Pantai Payangan. Perkumpulan itu diketuai oleh Nurhasan, 35, warga Desa Dukuhmencek.

Dua puluh empat orang itu diangkut menggunakan tiga mobil. Mereka berangkat dari Desa Dukuhmencek, dan tiba di Pantai Payangan sekira pukul 00.00 WIB. Kemudian pada pukul 00.30 WIB, kegiatan ritual pun dimulai. Salah satu rangkaian ritual yakni dengan berendam di pantai.

Dari 24 orang, hanya satu orang sopir yang tidak mengikuti ritual. Sementara 23 orang lainnya, 2 di antaranya masih anak-anak, mengikuti ritual di tengah kegelapan dan debur ombak pantai selatan.

Tak lama setelah ritual berlangsung, ombak besar datang dan menggulung semua orang yang tengah mengikuti ritual. Akibatnya, 11 orang hilang tersapu ombak dan ditemukan tewas. Sedangkan 12 lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan menepi ke bibir pantai. (bp/don)


Share to