Petani Jember Menjerit, Harga Gabah Anjlok hingga Rp 4.000 per Kilogram

Dwi Sugesti Megamuslimah
Sabtu, 12 Apr 2025 17:27 WIB

PANEN: Petani yang sedang melakukan panen padi di wilayah Kecamatan Ajung.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Harga gabah di Kabupaten Jember terus merosot drastis selama panen raya. Di sejumlah kecamatan seperti Kalisat dan Ledokombo, harga bahkan jatuh hingga Rp 4.000–5.000 per kilogram.
Kondisi ini membuat petani menjerit. Sebab, hasil panen mereka tak sebanding dengan biaya produksi.
Menanggapi hal tersebut, DPRD Jember mendesak Bulog setempat untuk mengoptimalkan serapan gabah. "Di Kalisat kami mendapat laporan harga hanya Rp 4.000 per kilo. Di Ledokombo masih Rp 5.000. Padahal sebelumnya bisa tembus Rp 6.500 per kilo," ujar Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto, Sabtu (12/4/2025).
Dari luasan panen sekitar 39.000 hektare, total produksi gabah di Jember diperkirakan mencapai 59.000 ton. Namun, hasil melimpah ini justru membuat harga tertekan di tengah belum optimalnya serapan gabah oleh Bulog.

Menurut Candra, banyak mitra perusahaan Bulog seperti penggilingan padi tidak bisa beroperasi maksimal. Di sisi lain, alat pengering gabah (dryer) yang dimiliki Bulog jumlahnya terbatas, sehingga memperlambat proses serapan di lapangan.
"Ini masalah serius karena petani juga tidak punya cukup lahan untuk menjemur gabah secara mandiri. Akhirnya gabah basah dan sulit dijual dengan harga layak," tambah legislator Partai PDI Perjuangan itu.
Candra menegaskan, kondisi ini seharusnya menjadi momentum bagi Bulog untuk menjalankan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2025 secara optimal, demi menjaga ketahanan dan stabilitas harga pangan nasional.
"Bulog jangan sampai membatasi serapan. Sebagai lembaga yang ditunjuk negara, apapun kendalanya, harus tetap hadir di tengah kegelisahan petani," katanya. (dsm/why)




Share to
 (lp).jpg)