PHRI Jember Tuding Pemkab Abai Kondisi Pariwisata yang Lesu Akibat Korona

Andi Saputra
Tuesday, 21 Apr 2020 10:56 WIB

TERDAMPAK: Salah satu hotel di Jember yang terkena imbas wabah korona. Okupansi saat ini tak lebih dari 5 persen kamar per harinya.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Okupansi hotel yang kian menurun akibat penyebaran wabah covid-19 kurang diperhatikan Pemkab Jember. Pasalnya sejak 3 April 2020 lalu, surat permintaan keringanan pajak dan retribusi daerah, tidak direspons Pemkab Jember.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember Teguh Soeprajitno saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan, keluhan dari pengelola hotel dan restoran terkait wabah covid-19 sudah disampaikan pihaknya kepada pemkab.
“Sehingga sejak 3 April kemarin, kami sudah berkirim surat mengajukan keringanan pembayaran pajak dan retribusi daerah ke Dinas Pariwisata Jember dan Bupati Jember," kata Teguh, Senin (20/4/2020). Namun, pihaknya menyayangkan karena belum ada jawaban. Keringanan yang diajukan terkait pajak hotel dan restoran, serta retribusi parkir.
Teguh mengungkapkan, pengajuan keringanan pajak dan retribusi daerah yang dilakukannya itu, akibat okupansi hotel yang kian menurun. “Sehingga kondisi ini memaksa kami, untuk menyikapi biaya operasional hotel yang kian membengkak di tengah lesunya okupansi,” ungkapnya.
Diketahui, akibat covid-19 rata-rata okupansi hotel di Jember saat ini tak sampai 5 persen per hari. Padahal, segala cara telah dicoba pengelola hotel untuk meningkatkan okupansi di tengah wabah covid-19.
“Salah satunya dengan menawarkan paket-paket work form hotel. Tapi upaya itu relatif tidak berpengaruh pada okupansi. Masih tetap saja tidak ada peningkatan,” keluhnya.

Alhasil sudah ada lima hotel di Jember yang memutuskan untuk tutup sementara, agar biaya operasional tak kian membengkak. Di antaranya Hotel Dira Park Kencong, Luminor, Hotel Kebonagung, Hotel Rembangan, dan Hotel Bintang Mulia.
Menurut Teguh, selain beberapa hotel yang memutuskan tutup, adapula yang memilih merumahkan sebagian karyawannya . Tujuannya untuk menekan pengeluaran perusahaan.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, General Manager Meotel Jember by Dafam Helman Dedy Choandra mengatakan, terkait turunnya okupansi tamu hotel saat ini, pihaknya memikirkan sendiri solusi agar hotelnya tetap berjalan dengan baik dan tidak sampai tutup.
“Belum ada arahan (dari manajemen pusat) untuk tutup. Kami akan tetap buka dan tetap melayani tamu, sambil menunggu perkembangan situasi,” kata pria yang akrab dipanggil Andra ini. Pihaknya m encari solusi terbaik, agar usahanya tetap berjalan baik.
“Yakni dengan mengandalkan tamu walk in atau tamu domestik. Selain itu kami juga menyediakan jasa delivery order makanan maupun minuman dengan minimum order, dengan jarak radius tertentu, sebagai bentuk pelayanan,” pungkasnya. (as/sp)

Share to
 (lp).jpg)