Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Bahaya Pneumonia pada Anak

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Thursday, 07 Dec 2023 19:41 WIB

Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Bahaya Pneumonia pada Anak

PEMERIKSAAN: Gejala Pneumonia pada anak disertai dengan sesak nafas, panas dan batuk.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Podcast Kesehatan (Podkes) “Ngobras” oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo digelar lagi dengan membahas topik “Bahaya Pneumonia pada Anak”. Topik tersebut dibahas Bersama dokter spesialis anak RSUD Tongas, dr. Catur Prangga Wardana, Sp.A.

Menurutnya, penyebab pneumonia ialah bakteri. Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi. Bahkan dalam program nasional ada vaksinasi pneumonia secara gratis.

Vaksinasi itu dapat diberikan sejak anak usia dua bulan, tiga bulan, lima bulan, enam bulan, loncat 15 bulan disesuaikan merk vaksinnya. “Apalagi bila diberikan sesusai jadwal dan tepat waktu, akan efektif,” terang dokter Catur.

Pneumonia merupakan penyakit infeksi. Sedangkan gejala klinisnya yaitu frekuensi nafas agak sesak, sampai gagal nafas dan bahkan kehilangan kesadaran hingga meninggal. Pneumonia bisa sembuh, kecuali ada flek pada paru-parunya. Artinya ada flek yang membekas yang terjadi di paru paru. “Otomatis ada sesak, aktifitas terbatas jika terjadi fibrotic. Dengan terapi yang proper bisa sembuh,” terangnya.

Dokter yang juga aktif di RS Amanah Kota Probolinggo ini menyarankan agar pada situasi sekarang apabila anaknya demam dan batuk yang frekuensinya tinggi, istirahat tidak nyaman, nafas terengah, makan minum sangat terpengaruh, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter. Itu supaya mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Pneumonia juga bisa menyebabkan komplikasi, karena ini meruapakn sakit infeksi saluran pernafasan. Pneumonia ini dapat menular. Tentunya untuk pencegahannya yaitu dengan jaga jarak, pakai masker, cuci tangan seperti covid. Pneumonia tidak ada hubungan dengan iklim dingin.

Menurutnya hampir setiap hari dirawat jalan dan rawat inap, menemukan pneumonia. Jadi pneumonia banyak kasusnya. Pada paseien tersebut dilakukan pemeriksaan secara klinis dan fisik.  Bahkan apabila memungkinkan juga dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium darah darah dan foto rontgen.

WASPADA: dr. catur dalam kegiatan podcast "Ngobras" menghimbau agar orang tua waspada gejala Pneumonia pada anaknya.

“Untuk memastikan apakah diagnosa kita tentang pneumonia betul-betul semakin yakin pneumonia, dan juga menambah data kita, maka harus diberi tindakan yang tepat,” ujar dokter Catur.

Dokter yang juga bertugas di RSU Wonolangan ini mengatakan, pasien yang sampai meninggal karena pneumonia itu dikarenakan sudah masuk fase berat dan terlambat penanganan. Tampilan pasien lemah sekali. Oksigen jaringan sangat lemah, dan kondisinya tidak bagus.

Dokter Catur mengingatkan, pneumonia betul-betu harus diwaspadai. Biasanya ada gejala batuk, demam tinggi, sesak nafas. Sebagai orang tua hendaknya over diagnosis saja. “Bawa ke faskes terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut, ikuti imunisasi secara rutin, karena itu sebuah investasi, itu berikhtiar. Sedia payung sebelum hujan. Daripada mengobati, lebih baik mencegah,” tuturnya. (*/hla/why)


Share to