Podcast Kesehatan "Ngobras" Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Imunisasi Sub PIN Polio

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Wednesday, 17 Jan 2024 15:59 WIB

Podcast Kesehatan "Ngobras" Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Imunisasi Sub PIN Polio

CEGAH POLIO: dr. Benny Rayen Suhendra saat memaparkan materi Sub PIN Polio pada Podcast Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Imunisasi Sub PIN Polio menjadi topik bahasan Podcast Kesehatan (Podkes) " Ngobras" Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Topik "Imunisasi Sub PIN Polio, Upaya Perlindungan Anak dari Virus," dibahas bersama narasumber dr. Benny Rayen Suhendra dari Puskesmas Suko.

Dokter Benny memaparkan bahwa sub PIN Polio adalah tindak lanjut dari adanya kasus polio. Indonesia sebenarnya sudah dinyatakan bebas polio di tahun 2014. Tiba-tiba pada November 2023 ada dua kasus di Jawa Timur dan satu kasus di Jawa Tengah. Sehingga pemerintah gerak cepat guna memutus rantai penularannya. Sehingga dibentuklah sub PIN Polio. "Ada satu kasus saja, itu sudah masuk KLB. Sebegitu dahsyat bahayanya polio," terang dokter Benny.

Polio Myelitis, itu sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini berbahaya. Karena yang diserang adalah sistem saraf pada anak. "Itu (serangan pada system saraf, red) nanti yang menyebabkan adanya kelumpuhan, dan kelumpuhannya permanen. Jadi tidak bisa diobati kalau sampai kelumpuhan. Lebih bahaya lagi kalau yang lumpuh nanti adalah otot-otot pernafasan, resikonya adalah kematian," ujarnya.

Gejala awal di masa inkubasi Polio Myelitis, itu tidak spesifik. Gejalanya cuma deman, badan terasa linu-linu, pusing, terkadang mual dan muntah. Jadi seperti flurek sindrom. "Agak susah dibedakan, ini disebabkan polio atau bukan, baru di fase hari ketujuh sampai hari ke-21, dia mulai muncul. Kalau dia menyerang saraf, dia langsung terjadi kelumpuhan atau Agiod Gresik Paralysis. Terjadi lumpuh layu secara tiba-tiba," tegasnya.

Semua usia bisa terkena polio. Hanya saja, kasus terbanyak terjadi pada usia di bawah lima tahun. Sehingga pemerintah fokus atau konsen usia balita menjadi target sasaran sub PIN Polio. Bahkan ada beberapa Kelompok anak yang sangat rentan terhadap virus polio. Yaitu anak yang imunisasi ya tidak lengkap; anak yang tinggal di lingkungan anak-anak di sekitarnya jarang imunisasi atau tidak sama sekali imunisasi; anak yang tinggal di daerah-daerah yang tidak menerapkan PHBS.

"Karena tempat masuknya virus secara fekal oral. Orang yang terinfeksi polio ketia buang air besar, virusnya itu akan keluar di kotorannya. Ini kalau terkontaminasi terhadap air dan makanan, bisa sangat gampang masuk ke orang lain," ungkapnya.

Virus Polio setelah masuk melalui mulut, lalu akan berkembang biak di usus. Kemudian dibawa keluar melalui feses, sehingga menular lagi ke orang lain. Sedangkan untuk mencegah virus polio adalah dengan imunisasi.

Kalau imunisasinya belum lengkap, itu harus dilengkapi imunisasi rutinnya. Selanjutnya wajib ikut sub PIN Polio di Bulan Januari dan Februari nanti. Kemudian, harus berprilaku hidup bersih dan sehat. "Maka jangan BAB sembarangan. Biasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air, itu dibiasakan," harapnya.

Sementara, sub PIN Polio bagi usia 0-7 tahun itu dilaksanakan dua putaran, putara pertama pada 15-20 Januari 2024. Putaran kedua pada 19-24 Februari 2024. Karenanya kesadaran orang tua untuk memberikan hak kepada anaknya. "Jangan sampai jadi orang tua karena ego kita sendiri, wis tidak usah nanti kalau diimunisasi jadi begini dan begitu," jelasnya.

Sub PIN Polio yang digunakan adalah vaksin oral atau tetes. Vaksin ini adalah vaksin terbaru buatan dalam negeri. Bahkan sudah diujicobakan dalam penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) sebelumnya di Aceh dan Jawa Barat. "Dan sudah diberikan Enopifini. Dari pemberian imunisasi itu belum ada laporan adanya efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (kipi). Jadi aman, tidak usah khawatir, langsung datang saja," terangnya.

Kontra indikasi pada sub PIN Polio diantaranya apabila saat anak demam dan diare. Kalau kondisinya seperti itu, maka diobati dan disembuhkan dulu keluhannya. Baru setelah sembuh akan diberikan oral polio vaksin. Kontra indikasi lainnya adalah anak-anak yang sedang mengalami kondisi penurunan daya tahan tubuh.

"Misalkan dalam terapi penyembuhan kanker, atau anak-anak penderita HIV. Kalau penderitanya tidak masalah diberikan oral vaksin polio jika mendapatkan pengobatan dan dalam kondisi baik," ungkapnya.

Imunisasi sub PIN Polio adalah imunisasi tambahan, bulan imunisasi kejar. Sehingga tidak berpengaruh pada status imunisasi sebelumnya dan interval imunisasi sebelumnya. Jadi anak usia 0-7 tahun wajib untuk ikut sub PIN Polio ini. " Karena vaksin yang diberikan berbeda, imunisasi rutin itu kita dapatkan empat oral dan dua kali suntik, oralnya dapat BOPV, sedangkan pada sub PIN. Polio yang diberikan adalah nopv2," tuturnya.

Dokter berkacamata ini juga menjelaskan jika anak itu sudah mendapatkan imunisasi rutin lengkap dan sub PIN Polio dua putaran, insya Allah kekebalan tubuhnya semakin maksimal. Kemungkinan tertular kecil. Walaupun tertular pasti tidak menimbulkan gejala berat. "Yang penting setelah imunisasi tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

Pria berdomisili di Kecamatan Maron ini menambahkan bahwa sub PIN Polio bisa didapatkan di posyandu. Langsung hubungi ke bidan desanya dan kader posyandu masing-masing desa untuk mendapatkan informasi sub PIN Polio. "Nanti kita ke sekolah, karena ada usia sekolah targetnya, kalau nanti ada yang berhalangan di Posyandu, di Puskesmas nanti juga akan buka pelayanan sub PIN polio," pungkasnya. (*/hla/why)


Share to