Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Kesehatan Lutut/Sendi

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Wednesday, 13 Dec 2023 21:33 WIB

Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Kesehatan Lutut/Sendi

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar kembali Podcast Kesehatan (Podkes) “Ngobras”. Kali ini topik “Menjaga Kesehatan Lutut/Sendi di Usia 40 Tahun ke Atas,” dibahas bersama narasumber Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik RS Rizani, dr. A. A Sagung Mas Cahyandari, Sp.KFR.

Dokter Sagung memaparkan, sendi terdiri dari puluhan. Jenis sendi beragam. Ada sendi sebenarnya dan sendi palsu. Sendi sebenarnya itu lutut. sedangkan sendi palsu itu tulang belakang. “Seperti sendi tapi ada ciri khusus, sendi benar harus ada sinofilnya, cairan sendinya, dan segala macamnya,” terangnya.

Dokter berkacamata ini menyampaikan bahwa nyeri sendi tidak harus di usia 40 tahun ke atas. Anak usia muda bisa. Berbeda dengan nyeri sendi pada anak muda Nyeri sendi pada usia 40 tahun ke atas biasanya Osteoarthritis. Osteoarthritis adalah peradangan pada sendi. Padahal penyebab nyeri sendi lutut sendiri, itu penyebabnya berbagai macam.

“Tidak hanya dari rongga sendi itu sendiri, bisa juga dari tempat lain yang penjalarannya dirasakan di nyeri lutut. Bisa dari tulang belakang asalnya. Bisa dari tendon ligament disamping paha sebelah luar. Itu bisa juga rasanya seperti nyeri sendi lutut,” ungkapnya.

Lutut itu juga titik tumpu penerima beban berat badan. Walhasil penyebab nyeri sendi pada lutut, itu Karena tumpuan berat badan. Selain itu mungkin bisa karena gerakan latihan berlebihan. “Ada aktfitas yang berlebih pada lutut. penyebab ketiga karena trauma pernah jatuh sehingga cidera. Penyebab lain karena usia, nyeri lutut bertambah,” ungkapnya.

Menurutnya lutut tidak hanya isi tulang saja, ada ligamen dan tendon. Untuk menjaganya perlu latihan dan berkegiatan olahraga untuk perkuat otot depan dan belakang stabil. “Jaga fleksibelitas dengan olahraga, jadi tidak kaku. Sehingga lutut lebih stabil,” tuturnya.

Kadang-kadang makanan juga meningkatkan asam urat dan ngendon di lutut. Justru itu, ada makan kolang Kaling disinyalir dapat memperbaiki bantalan lutut, meskipun belum ada penelitian khusus. “Masih menjadi perdebatan,” tegasnya.

Adapun mengonsumsi susu, itu tujuannya pada tulang karena mengadung kalsium. Padahal lutut juga terdiri dari ligamen dan otot yang juga harus kuat. Minum susu berlebih kurang baik karena dapat menyebabkan pengapuran. “Harus ada yang lain vitamin c dan d juga agar bisa membantu, sehingga penyerapan kalsium lebih optimal di dalam tubuh kita,” imbuhnya.

Sementara, pada cidera akut pada lutut, yang tulangnya tidak patah, karena aktifitas berlebih. Pertolongan pertama, itu dikompres air es 10 menit setiap 1 jam. Kemudian diistirahatkan karena ada peradangan nyeri. Selanjutnya dibebat dengan decker, serta lakukan pemberian anti nyeri dengan paracetamol. “Kalau tidak berkurang ke ortopedi dulu, dilihat rongent, bila perlu tindakan bisa ke rehabilitasi,” ujarnya.

Cidera yang sering dialami lutut itu bisa stren, robekan pada ligament di dalam lutut pada atlit sepak bola, yang terjadi saat dia lari dan mendapat tackling dari lawannya sehingga menyebabkan terkilir. Itu bisa menyebabkan robekan pada ligament urat pada lutut. Bahkan hal itu menyebabkan jalan tidak stabil. “Rasanya goyang. Berbeda dengan bunyi kretek pada lutut, itu disebabkan permukaan lutut tidak rata karena pengapuran,” tukasnya.

Dokter Sagung berpesan agar rutin melakukan olahraga untuk menguatkan otot paha depan dan belakang serta kelenturan lutut, tidak hanya lutut bahkan kelenturan anggota lain. Olahraga bagi masyarakat umum dengan intensitas moderate atau sedang saja. Bisa dengan jalan kaki yang cepat, dengan memakai sepatu sport yang harus stabil yang ada talinya. “kita harus perhatikan alas kaki yang dipakai. Kalau kita rajin berolahraga, bisa mengurangi resiko cidera,” tuturnya. (*/hla/why)


Share to