Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Pencegahan Pre Eklampsia

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Monday, 27 Nov 2023 19:48 WIB

Podcast Kesehatan “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas Pencegahan Pre Eklampsia

PODCAST KESEHATAN: Dokter Spesialis Kandungan RSUD Waluyo Jati Kraksaan, dr. Hj. Yessi Rahmawati, Sp.OG (K), M.H., FISQua (kanan) menjadi narasumber pada Podcast Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Podcast Kesehatan (Podkes) “Ngobras” Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo kembali digelar. Topik “Yuk Mencegah Pre Eklampsia” dibahas bersama narasumber dokter spesialis kandungan dari RSUD Waluyo Jati Kraksaan, yaitu dr. Hj. Yessi Rahmawati, Sp.OG (K), M.H., FISQua. Menurutnya, pre eklampsia masih menjadi salah satu penyebab kematian ibu hamil yang patut mendapat kewaspadaan ekstra.  

Dokter Yessi memaparkan, pre eklampsia adalah suatu tanda keracunan kehamilan yang biasanya muncul setelah usai kehamilan 20 minggu. Namun, misalkan sebelum usia kemilan 20 minggu, ternyata ada tanda keracunan kehamilan, itu akan digali lebih lanjut apakah ada riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya.

“Sehingga nanti diagnosanya jadi berubah menjadi hipertensi kronis. Kalau ditambah adanya protein urin positif, berarti hipertensi kronis yang diinduksi dengan pre eklampsia, jadi hipertensi kronis super inpus pre eklampsia,” terangnya.

Dokter yang juga menjabat ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Probolinggo ini menambahkan, harus benar-benar waspada jika terjadi pre eklampsia. “Harus kita kawal. Kalau bisa, kita harus mencegah. Begitu ketemu, harus terdeteksi, kita punya istilah screening pre eklampsia,” jelasnya.

Wanita berkacamata ini juga menerangkan pada dasarnya pre eklampsia tidak diketahui penyebabnya. Sehingga ada beberapa faktor resiko pada ibu hamil mana saja yang biasanya bisa mudah terjadi pre eklampsia. Biasanya pada ibu hamil pertama kali, ada riwayat tekanan darah tinggi atau pre eklampsia pada keluarga sebelumnya, kemudian ibu tersebut hamil kembar, ibu tersebut obesitas.

“Pada kondisi tersebut, kita wajib waspada dan lebih perhatian. Termasuk ibu hamil yang berganti pasangan. Masyarakat sekarang, mohon maaf, masih muda, tahu-tahu sudah ganti suami. Kita waspada, karena faktor keturunan pihak suami yang sekarang, tidak sama dengan yang dulu. Itu yang mengindus terjadinya pre eklampsia,” tegasnya.

Kasus pre eklampsia di Kabupaten Probolinggo masih banyak terjadi. Selain penyebab kematian ibu, pre eklampsia ini memang komplikasinya cukup berat. Sehingga bisa mengarah kepada keracunan kehamilan paling berat.

“Ibu hamilnya berisiko mengalami eklampsi atau kejang, otomatis seluruh organ tubuhnya terkena. Tentunya bisa gawat untuk janinnya. Bayinya harus segera dilahirkan dengan melihat usia kehamilan. Efeknya, bayinya kecil prematur. Komplikasi lainnya bisa menyebabkan gangguan ke jantung,  ginjal, liver, ari-ari terlepas mendadak atau solusio plasenta,” ungkapnya.

Pre eklampsia rawan terjadi pada perempuan hamil di usia di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun. Usia kehamilan yang aman atau reproduksi sehat adalah usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan jika usia 16 tahun, organ-organ dalam belum benar-benar matang. Sehingga berisiko pada ibu tersebut. Usia kurang 20 tahun masih mental remaja atau anak sekolah.

“Apakah benar siap menjadi ibu? Itu yang menjadi tantangan kita. Kalau lebih dari 40 tahun, tentunya penyakit-penyakit penyerta yang lain sudah muncul. Inilah yang harus kita gali betul, kita catat. Berarti sudah masuk faktor resiko tinggi,” ujarnya.

Pada prinsipnya, kehamilan harus direncanakan. Kata dokter Yessi, jangan hamil kalau tidak ada kepentingannya. Jika punya anak, jaraknya harus terencana dengan baik. Jadi, ada kesempatan untuk mengonsumsi micronutrient. 

Dijelaskan, sebelum hamil, ibu harus disiapkan dulu dengan pemberian asam follat, multi vitamin. Itu diberikan dulu satu sampai tiga bulan sebelum kehamilan diinginkan. “Kalau terpenuhi, kita konsultasi kehamilan, lalu kita backup lagi dengan suplemen asam follat, DHA, multi vitamin, ditambah penambah darah, kalsium sepanjang kehamilan. Gaya hidupnya juga harus diperhatikan. Kesehatan reproduksi yang kadang-kadang tidak diperhatikan adalah keputihan, sering nyeri kencing. Sehingga para ibu atau remaja yang siap hamil atau menikah harus diperiksa semua dipastikan dulu, TT juga harus dilengkapi,” paparnya. 

Lalu sebelum hamil diharapkan juga cek anemi. Kasus yang banyak terjadi, HB-nya kurang.  Sehingga saat hamil tidak anemi. Potensi berikutnya jika ada anemi dan pre eklampsia adalah stunting. “Pernikahan dini ini betul harus dikendalikan pada anak. Kalau tidak begitu anak hamil dan belum siap, melahirkan anak, anaknya stunting. Nanti anaknya begitu juga prosesnya. Kalau kita tidak antisipasi, apa jadinya generasi kedepan,” ujarnya.

Dokter Yessi menyarankan, sebelum menikah agar cek HB, minum tablet penambah darah jika diperlukan, minum asam follat, vitamin E, vitamin C. Kalau sudah mengonsumsi tersebut, kualitas janinnya pasti bagus.

“Jangan lupa, bagi yang sudah hamil, harus rajin ANC di bidan atau dokter terdekat. Supaya terkontrol kandungannya. Di sana menadapat buku berwarna merah muda, dibaca dan dipelajari. Insya Allah kelahiran ibu akan selamat dan lancar. Selain makan makanan bergizi juga selalu lengkapi dengan doa. Tanpa doa dan dukungan dari keluarga tentunya semuanya tidak berarti,” harapnya. (*/hla/why)


Share to