Podkes “Ngobras” Dinkes Kabupaten Probolinggo Bahas 5 Pilar STBM dan Kesehatan Lingkungan

Hilal Lahan Amrullah
Monday, 02 Jun 2025 19:57 WIB

STBM: Dinkes Kabupaten Probolinggo bahas STBM dan Kesehatan Lingkungan pada Podkes "Ngobras".
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Kesehatan Lingkungan menjadi topik bahasan Podcast Kesehatan (Podkes) "Ngobras" Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Topik "STBM dan Kesehatan Lingkungan" ini dibahas bersama narasumber Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Probolinggo Sri Wahyu Utami, SKM. MMRS dan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Ika Puspitasari, S.ST, M.KL.
Pembahasan ini berfokus pada lima pilar STBM dan pentingnya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat serta sanitasi lingkungan. Khususnya di Kabupaten Probolinggo yang baru-baru ini telah dideklarasikan Bebas Buang Air Besar Sembarangan atau Open Defecation Free (ODF).
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Probolinggo Sri Wahyu Utami menyatakan bahwa Bebas Buang Air Besar Sembarangan (ODF) berarti masyarakat tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan, yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat. "Deklarasi ini merupakan hasil perjalanan panjang yang melibatkan keterlibatan masyarakat dan kolaborasi antar berbagai sektor," terangnya.
NARSUM: Staf Dinkes Provinsi Jawa Timur, Ika Puspitasari, S.ST, M.KL. dan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Probolinggo, Sri Wahyu Utami, SKM. MMRS.
Menurutnya sanitasi lingkungan yang buruk berhubungan dengan berbagai penyakit. Menjaga kebersihan lingkungan dapat secara signifikan mengurangi kejadian masalah kesehatan.

Sedangkan lima pilar STBM meliputi pertama sop buang air besar sembarangan. Masyarakat didorong untuk menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan, terutama di tempat umum seperti ladang dan sungai.
Kedua yaitu cuci tagan pakai sabun. Menekankan pentingnya mencuci tangan dengan sabun pada saat-saat kritis. Yaitu seperti setelah buang air besar dan sebelum makan untuk mencegah penularan penyakit.
Ketiga yaitu makanan dan air minum yang aman. Artinya memastikan makanan disiapkan dan disimpan dengan aman, serta air minum berasal dari sumber yang aman. Keempat yaitu pengelolaan sampah. "Setiap rumah tangga harus mengelola sampah dengan baik, termasuk pemisahan dan pembuangan yang tepat, untuk meminimalkan dampak lingkungan," jelasnya.
Kelima yaitu pengelolaan limbah cair. Pengelolaan limbah cair -misalnya dari dapur dan kamar mandi-yang baik untuk mencegah bahaya kesehatan dan pencemaran lingkungan.
Staf Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Ika Puspitasari menyampaikan pentingnya keterlibatan dan edukasi masyarakat. Edukasi berkelanjutan dan inisiatif perubahan perilaku sangat penting untuk keberhasilan STBM. Dinas kesehatan setempat bekerja sama dengan berbagai sektor untuk mempromosikan praktik ini. "Pentingnya menjadikan praktik ini sebagai pilihan gaya hidup ditekankan agar perbaikan kesehatan dapat berlangsung berkelanjutan," jelasnya.
Sedangkan tantangan dan arah ke depannya, meski telah mencapai status ODF, tantangan masih ada dalam mempertahankan praktik ini dan meningkatkan infrastruktur sanitasi. "Upaya terus menerus diperlukan agar masyarakat tidak hanya mempertahankan status ODF, tetapi juga bergerak menuju praktik sanitasi yang lebih baik," tegasnya.
Pembahasan ini menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat, edukasi, dan kolaborasi antar berbagai sektor untuk mencapai dan mempertahankan perbaikan kesehatan masyarakat dan sanitasi melalui kerangka kerja STBM. (*/hla/why)

Share to
 (lp).jpg)