Potret Kewirausahaan Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh

Andi Saputra
Andi Saputra

Sunday, 07 Nov 2021 14:44 WIB

Potret Kewirausahaan Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh

LIFESKILL: Menjahit menjadi salah satu keterampilan tambahan yang diajarkan pada santri putri Al Barakah.

PONDOK pesantren merupakan instrumen penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Sebagai lembaga pengajaran pendidikan agama Islam, kontribusi pesantren dalam membangun umat dan keagamaan telah banyak dirasakan. Dalam perkembangannya, pesantren juga terus bertranformasi, menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Tujuan utamanya jelas,  menyiapkan SDM unggul masa depan.

Salah satu pesantren yang terus melakukan tranformasi pengembangan SDM adalah Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh yang terletak di Jl  Raung Klanceng Timur, Desa Ajung, Kecamatan Ajung,  Kabupaten Jember. Pesantren yang didirikan oleh Haji Ahmad Syamsuri pada tahun 2012 ini berbasis salaf. Saat ini Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh diasuh Kiai Abdul Wasik, LC, MA yang merupakan putra haji Ahmad Syamsuri. 

Cikal bakal berdirinya pesantren ini dimulai sejak 2009. Saat itu, Haji Ahmad syamsuri yang berasal dari Kecamatan Tanggul, datang ke Desa Ajung. Pada mulanya, Haji Ahmad Syamsuri tidak langsung membuka pesantren. Ia terlebih dahulu membuka usaha dores atau perontok bulir padi setelah dipanen, dan usah travel.  

SEJAK 2012: Ponpes Al Barokah, resmi mendapat SK sejak 2012.

Seiring berjalannya waktu, Haji Ahmad Syamsuri melihat fenomena banyaknya anak putus sekolah di daerah tempat tinggalnya. Dari situlah kemudian Haji Ahmad Syamsuri bersama masyarakat mulai bergerak membuka madrasah diniyah.

Kebutuhan lembaga pendidikan dirasa sangat perlu. Berbekal tanah 1,5 hektare yang dibeli, Haji Ahmad Syamsuri kemudian mendirikan Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh yang kemudian mendapatkan SK  resmi pada tahun 2012.

Menurut Kiai Abdul Wasik, saat ini di bawah Yayasan Pondok Pesantren Al-Barakah Al-Nur Khumairoh terdapat enam lembaga pendidikan. Masing-masing adalah PAUD Al-Barokah An-nur;  Raudhatul Atfal Al-Barokah An-Nur, yaitu sebuah pendidikan setingkat Taman Kanak-Kanak; Madrasah Ibtidaiyah Al-Barokah An-Nur; Madrasah Tsanawiyah Al-Barokah An-Nur; Madrasah Aliyah Al-Barokah An-Nur; dan Madrasah Diniyah Al-Barokah An-Nur.

Dari seluruh lembaga pendidikan yang ada tersebut, Yayasan Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh sudah memiliki seribu lebih santri. “Mereka berasal dari sekitaran ponpes dan berbagai daerah di Jawa Timur. Untuk santri mukim berjumlah 230 anak, dengan rincian 104 santri putra, dan 126 santri putri,” terang Kiai Abdul Wasik.  

Demi menyiapkan lulusan yang unggul, Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh memberikan pembelajaran kolaborasi 3 kurikulum sekaligus. Masing-masing adalah kurikulum dari Departemen Agama; kurikulum kulliyatul mua’llimina al-islamiyyah (KMI) yang diadopsi dari Pondok Modern Darussalam Gontor; serta kurikulum madrasah diniyah yang diadopsi dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan.

Selain itu, pada sisi pengajaran non formal untuk menunjang berkembangnya santri selama 24 jam,  Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh juga mewajibkan para santri mukim untuk menggunakan bahasa Inggris atau Arab di lingkungan ponpes.   

SDM: Para santri Ponpes Al Barokah digembleng menjadi SDM unggul.

Lalu, di samping pembelajaran agama dan pengetahuan umum, dalam rangka mencetak generasi unggul, Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh juga memberikan penguatan skill tambahan kepada santrinya, berupa pendidikan entrepreneurship berbasis learning by doing. “Para santri dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan unit usaha yang berada dibawah pesantren,” terang Kiai Abdul Wasik lagi. 

Beberapa unit usaha yang semua pengelolaannya dilakukan oleh para santri adalah minimarket pesantren, kantin pesantren, depo isi ulang air minum, dan jasa laundry. Usaha-usaha itu semuanya dikelola para santri. Sistemnya sudah tersedi. Santri tinggal laporan kepada para pengurus.  “Usaha-usaha itu santri semua yang kelola. Sistem sudah ada. Nanti mereka (santri, red) tinggal laporan kepada para pengurus,” kata Kiai Abdul Wasik.

Menurut Kiai Abdul Wasik, minimarket Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh merupakan toko satu-satunya di lingkungan ponpes yang dapat memenuhi segala kebutuhan santri. Minimarket ini memiliki semboyan “anda belanja anda beramal”. “Sesuai semboyan itu, maka segala transaksi yang ada pada minimarket manfaatnya akan kembali untuk kesejahteraan santri dan guru,” tuturnya.

Kiai Abdul Wasik selaku pemegang otoritas tertinggi di Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh memberikan kepercayaan kepada para santri untuk mengelola, menjaga, serta melaporkan keuangan minimarket. Selain itu, para santri juga dilarang membeli barang ke toko yang berada di luar ponpes. Oleh karena itu, unit usaha ini menjadi unggulan, sekaligus menjadi media belajar entrepreneurship para santri yang terlibat.

“Pelibatan santri dalam pengelolaan usaha ini sengaja dilakukan dengan harapan, nantinya menjadi bekal bagi para santri untuk berbisnis ketika sudah menyelesaikan pendidikan,” ujar Kiai Abdul Wasik.

UNGGULAN: Minimarket yang menjadi unit usaha andalan Ponpes Al Barakah.

Usaha unggulan pesantren berikutnya adalah depo isi ulang air minum. Usaha ini turut menjadi penopang kemandirian pesantren, dan juga sebagai wadah belajar usaha santri. Depo air minum yang telah berjalan stabil dalam tiga tahun terahir ini terletak tepat di depan pesantren.

Depo isi ulang air minum ini dijalankan sepenuhnya oleh para santri dengan sistem jaga bergantian.  Setiap harinya, depo ini melayani kurang lebih 50 galon dengan harga setiap isi ulang Rp 5 ribu. Pada hari-hari tertentu, pelanggan isi ulang air mineral dapat meningkat hingga 100 galon lebih.

Diakui oleh Kiai Abdul Wasik, dari unit usaha yang telah stabil itulah sebagian kebutuhan ponpes dapat dipenuh. “Allhamdullilah bisa buat bayar listrik hasil dari situ (depo isu ulang, red),” katanya.

Usaha berikutnya yang juga dijalankan santri adalah laundry dan kantin pesantren. Dua unit usaha ini meski tidak sebesar minimarket dan depo air minum, tetap mampu berjalan dengan baik. Para santrilah yang menjalankan usaha tersebut dengan tetap didampingi oleh pengasuh.

Usaha laundry dijalankan oleh santri putri. Untuk menambah kemampuan wirausaha, para santri putri juga diberikan pelatihan menjahit.  “Tetapi, untuk sementara, kegiatan menjahit belum bisa melayani pesanan, karena masih dalam tahap pembelajaran,” papar Kiai Abdul Wasik.

Ponpes Al-Barakah Al-Nur Khumairoh di bawah kepemimpinan Kiai Abdul Wasik terus bergerak melakukan pengembangan. Sebagai ikhtiar kemandirian, Kiai Abdul Wasik bahkan telah menyiapkan beberapa usaha lain yang masih dalam tahap pembangunan. Diantaranya ialah kafe pesantren, roti manis, ayam petelur, dan pertanian terpadu. (as/why)


Share to