Prof Nawiyanto: Museum Kunci Identitas Daerah

Iqbal Al Fardi
Tuesday, 21 Feb 2023 13:25 WIB

JEMBER, TADATODAYS.COM - Stempel bahwa Kabupaten Jember tidak memiliki identitas yang jelas, membutuhkan sebuah pencarian. Sejarawan dari Unej Prof. Nawiyanto mengatakan, salah satu kunci untuk membangun identitas adalah museum.
Menurutnya, identitas memiliki banyak unsur dan salah satunya ialah sejarah. “Identitas itu kan bentukan, dan melalui proses ya. Tidak langsung, karena masyarakat di Jember itu pendatang,” ujarnya kepada tadatodays.com, Selasa (21/2/2023).
Kemudian, Prof. Nawi mengatakan, akar dari elemen atau komunitas yang terdapat di warisan disintesiskan menjadi identitas.
Museum, menurut Prof. Nawi, ialah salah satu kunci untuk membangun identitas. “Yang mewadahi elemen-elemen dan benda-benda yang kemudian bisa menjadi identitas yang terkumpul dari masa dan lokasi yang berbeda,” katanya.
Urgensi akan adanya museum, lanjutnya, adalah sebuah keharusan. “Jadi, semestinya Jember mempunyai museum, bukan hanya bangunan fisik dan jejak masa lalu harus dikumpukan sehingga kita paham bagaimana perjalanannya,” tegasnya.
MUSEUM PERLU RISET

Membangun museum perlu mempersiapkan banyak hal, seperti riset. Untuk itu, Sejarawan Unej Prof. Nawiyanto menjelaskan riset tersebut memerlukan keahlian khusus.
Menurut Prof. Nawi, Pemkab Jember perlu berkomitmen untuk mengalokasikan dana yang cukup dalam membangun museum dan melakukan riset mengenai peninggalan yang ada. Perlu adanya riset agar mengetahui benda bersejarah. “Seperti yang ada di tengah sawah dan di pemukiman itu,” katanya.
Riset untuk benda bersejarah, kata Prof Nawi, butuh keahlian khusus dan tidak semua orang dapat memahami. “Perlu ahli arkeologi seperti huruf kuno dan filologi. Dari situ kita tahu ini maknanya apa, dari kapan, bukti apa dari eksistensi itu yang ada di Jember,” ungkapnya.
Di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unej, menurut Prof Nawi, ada beberapa orang yang pernah dilibatkan untuk mengembangkan benda bersejarah. Hal tersebut dilakukan untuk mengemas situs menjadi aset wisata. “Namun, teman-teman di Prodi Ilmu Sejarah tidak ada yang menguasai itu,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, Pemkab Jember perlu untuk mengadakan riset dan bekerjasama dengan arkeolog. “Yang ada di Malang misal untuk memahami situs yang ada dan pentingnya apa untuk masyarakat kita dan itu menjadi tersadarkan urgensinya, kan itu identitas kita,” ujarnya.
Selain itu, Prof. Nawi menjelaskan, perlunya riset ialah untuk memahami masa lalu Jember. Menurutnya, Jember lebih tua dari tahun lahirnya yaitu 1928. “Jadi selama ini kita mungkin sedikit tahu tentang sejarah kota Jember, tapi tidak masyarakat jember,” ungkapnya. (iaf/why)

Share to
 (lp).jpg)