Reaktivasi Bandara Jadi Kunci Akses Wisata, Kadispar Jember: Banyak Turis Siap Datang

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Monday, 21 Apr 2025 17:30 WIB

Reaktivasi Bandara Jadi Kunci Akses Wisata, Kadispar Jember: Banyak Turis Siap Datang

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember Bambang Rudianto.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Jember Bambang Rudianto menyebut percepatan rencana reaktivasi Bandara Notohadinegoro sebagai langkah strategis untuk menggenjot sektor pariwisata. Pasalnya, akses transportasi udara sangat dibutuhkan di tengah belum selesainya jalur tol dan pelabuhan.

“Dengan belum bisa diaksesnya Jember lewat tol dan pelabuhan, bandara adalah akses yang paling memungkinkan dimaksimalkan. Kami sangat menaruh harapan besar,” kata Rudi, Senin (21/4/2025).

Rudi mengungkapkan bahwa minat wisatawan asing untuk berkunjung ke Jember sudah muncul, khususnya turis dari Bali yang tertarik dengan wisata minat khusus. Namun, absennya jalur penerbangan ke Jember membuat rencana mereka batal.

“Beberapa dari mancanegara sudah siap order, terutama dari Bali. Tapi karena belum ada reaktivasi bandara, mereka akhirnya cancel,” sambungnya.

Pihaknya menilai kehadiran pesawat charter dari maskapai seperti Numa membuka peluang kolaborasi menarik dalam mendatangkan turis dalam skala kecil. Mengingat Jember memiliki kekayaan destinasi yang lengkap, mulai dari pegunungan, laut, hingga wisata religi.

“Mereka bisa langsung landing di Jember. Wisata kita lengkap: gunung, pantai, kota, religi. Itu nilai jual yang kuat,” tambahnya.

Ke depan, Dinas Pariwisata akan menyiapkan paket perjalanan mulai dari ekonomi hingga premium, serta kembali mengembangkan wisata dirgantara.

Sebelumnya, pesawat ringan seperti Skyhawk sempat digunakan untuk melihat keindahan Jember dari udara, mulai dari air terjun hingga hutan dan pegunungan.

“Itu jadi pengalaman luar biasa. Dari darat butuh berjam-jam ke puncak, tapi dengan pesawat cukup hitungan menit,” urainya.

Lebih lanjut, untuk merealisasikan seluruh rencana tersebut, Rudi menawarkan konsep DAMRI. Bukan armada bus, melainkan singkatan dari Dana, Alam, Manusia, Regulasi, dan Integrasi.

“Pertama adalah dana, lalu pemanfaatan lahan bersama PTP, SDM bersertifikasi, regulasi yang mendukung, dan integrasi semua pihak. Itu yang sedang kami dorong,” jelas Rudi.

Dirinya menekankan bahwa salah satu kebutuhan mendesak adalah pembangunan hanggar agar pesawat tidak terus-menerus terpapar hujan dan panas yang bisa merusak mesin. “Kalau lima pesawat yang sudah parkir ini terus kena hujan, itu akan berpengaruh ke performa mereka,” katanya.  (dsm/why)


Share to