SDN Banjarsengon 02 Jember Terapkan Kelas Digital, Absensi Pakai QR Code

Dwi Sugesti Megamuslimah
Thursday, 02 Oct 2025 17:11 WIB

SCAN: Presensi siswa yang menggunakan scan barcode.
JEMBER, TADATODAYS.COM - Sepintas, SDN Banjarsengon 02 Jember tidak berbeda dengan sekolah lainnya. Namun siapa sangka, sistem pembelajaran hingga absensi siswa-siswinya sudah menggunakan sistem digital. Para siswa bahkan diperkenalkan pada digitalisasi sejak duduk di bangku kelas 1.
Transformasi digital di sekolah ini berawal dari inisiatif Kepala Sekolah Guntur Bayu Wibisono. Saat pertama kali menjabat pada Februari 2024, ia mendapati sejumlah perangkat Chromebook hanya disimpan di lemari dan digunakan sesekali untuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
“Kalau perangkat itu tidak segera digunakan, rawan error dan rusak. Akhirnya kami berinisiatif mengoptimalkan pemanfaatannya,” ujarnya, Kamis (2/10/2025) siang.
Dari situ, lahirlah konsep kelas digital. Setiap perangkat kini ditanam di ruang kelas agar digunakan setiap hari. Tujuannya bukan sekadar memanfaatkan alat, tetapi juga membangun komunikasi langsung antara sekolah dan orang tua, sekaligus memantau progres belajar siswa secara real time.
ONLINE: Proses pembelajaran di SDN Banjarsengon 02 yang sudah melalui LMS dan modul online.
Melalui kelas digital, SDN Banjarsengon 02 menerapkan sistem hybrid learning atau pembelajaran campuran. Siswa dapat berdiskusi daring dengan pelajar dari sekolah lain, seperti SD Dawan Lima Situbondo dan SD Sang Timur Pasuruan.
“Mereka membahas satu topik secara daring selama 30 menit. Ini membangun semangat kolaborasi lintas daerah,” kata Guntur.
Selain itu, setiap siswa memiliki portofolio digital melalui akun Belajar.id, yang berfungsi sebagai Learning Management System (LMS). Guru mengunggah materi, tugas, dan tenggat waktu. Sementara siswa bisa belajar mandiri dan memantau capaian mereka.
“Ketika tugas selesai, sistem otomatis menandai. Jadi kami bisa memantau progres dan motivasi belajar mereka,” jelasnya.
Inovasi pembelajaran juga menyentuh pelajaran sains. Siswa didorong untuk eksplorasi langsung di alam menggunakan teknologi. “Contohnya saat mengamati akar tumbuhan, anak-anak membawa laptop, kamera, atau handphone, lalu memfoto objek dan mencari informasi lewat Google Lens. Hasilnya dibandingkan dan didiskusikan di kelas,” tutur Guntur.
PRESENTASI: Salah satu siswi sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok melalui sistem digital.
Absensi Online dan Keterlibatan Orang Tua
Tak hanya pembelajaran, digitalisasi juga diterapkan pada sistem absensi. Setiap siswa hadir dengan scan QR Code, dan laporan kehadiran langsung terkirim ke ponsel orang tua. “Dulu anak-anak sering main ke sungai atau mancing tanpa izin. Sekarang orang tua bisa tahu jam berapa anak datang dan pulang sekolah. Mereka lebih tenang,” ujarnya.
Selain itu, sekolah mengadakan sesi diskusi daring 15 menit menggunakan Google Meet, yang diikuti siswa bersama orang tua. Topik diskusi biasanya membahas isu di lingkungan rumah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, sekolah memanfaatkan berbagai aplikasi gratis seperti Google Site, Canva, Google Docs, dan Edukasi.id. Namun, kendala masih dihadapi pada aspek jaringan internet. “Kapasitas jaringan sudah kami tambah menjadi 50 Mbps, tapi belum menjangkau seluruh ruang kelas. Target kami, satu access point untuk dua kelas,” kata Guntur.

Saat ini, sekolah memiliki 15 Chromebook dan 7 unit PC. Sementara sebagian siswa membawa laptop atau ponsel pribadi.
Terobosan SDN Banjarsengon 02 mendapat apresiasi dari Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Jember, Muhammad Irfan Zainul Amin. Ia menyebut langkah digitalisasi ini sejalan dengan program Dinas Pendidikan yang tengah mengirimkan Interactive Flat Panel (IFP) atau papan interaktif digital ke seluruh SD di Kabupaten Jember.
“Pengiriman dilakukan bertahap. Targetnya seluruh 1.053 SD negeri dan swasta di Jember akan menerima perangkat ini,” ujarnya.
Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dispendik Jember, Muhammad Irfan Zainul Amin.
Menurut Irfan, setiap sekolah nantinya akan mendapatkan bimbingan teknis agar mampu memanfaatkan perangkat tersebut untuk pembelajaran digital yang interaktif dan inovatif.
“Harapannya, anak-anak bisa belajar lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Kami juga terus memetakan kendala, termasuk keterbatasan jaringan, agar semua sekolah bisa menerapkan pembelajaran digital seperti di Banjarsengon 02,” terangnya.
Ia menambahkan, meski belum semua sekolah siap sepenuhnya, SDN Banjarsengon 02 menjadi contoh awal bagaimana Chromebook yang dulunya hanya digunakan saat ANBK kini dioptimalkan untuk kegiatan belajar setiap hari.
Salah satu siswi kelas 6, Askayla Queen Rofiatul Rizkiyah, mengaku senang dengan pembelajaran digital. “Menurut saya, pembelajaran digital lebih mudah dan praktis karena kita bisa mencari materi dari banyak sumber lewat internet. Saya sering pakai Google, Canva, atau Photoshop,” ujarnya.
Askayla mengaku tidak mengalami kendala berarti, meskipun terkadang jaringan di daerahnya kurang stabil. “Harapan saya, ke depan pembelajaran digital ini bisa lebih baik dan lebih menyenangkan,” katanya
Kepala Sekolah SDN Banjarsengon 02 Guntur Bayu Wibisono.
Inovasi Berikutnya: Digitalisasi Kantin
Tak berhenti di pembelajaran, SDN Banjarsengon 02 juga tengah merancang inovasi digitalisasi kantin. Nantinya, orang tua dapat top up saldo untuk anak. Setiap kali membeli makanan, siswa tinggal scan QR Code, dan data pembelian akan muncul di ponsel orang tua. “Dengan begitu, orang tua tahu jajanan apa yang dibeli anak dan bisa mengontrol asupan gizinya,” jelas Guntur.
Program ini sejalan dengan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang salah satunya menekankan pentingnya gizi seimbang.
Ke depan, Guntur berambisi memperluas kerja sama pembelajaran daring hingga ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. “Kami ingin anak-anak di Jember bisa belajar bersama teman-teman dari berbagai daerah,” ujarnya.
Digitalisasi di SDN Banjarsengon 02 menjadi bukti bahwa inovasi pendidikan tak hanya terjadi di kota besar. Di sebuah sekolah dasar di pinggiran Jember, transformasi teknologi dijalankan dengan semangat dan kesadaran akan pentingnya membentuk generasi digital sejak dini. (dsm/why)


Share to
 (lp).jpg)