Soal Megathrust, Masyarakat Diminta Tak Panik, BPBD Jember Bakal Pasang EWS

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Monday, 19 Aug 2024 18:15 WIB

Soal Megathrust, Masyarakat Diminta Tak Panik, BPBD Jember Bakal Pasang EWS

Kabid Kedaruratan dan logistik BPBD Jember Penta Satria.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Isu terkait megathrust atau adanya potensi terjadinya tsunami tengah ramai diperbincangkan, utamanya di wilayah pesisir. Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) Jember bakal memasang sistem Early warning System (EWS) atau sistem peringatan dini, dan mengimbau masyarakat agar tidak terlalu panik.

Hal itu disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria. Menurutnya, sejak tahun 2021 kepala BMKG telah menyampaikan adanya potensi megathrust di sepanjang pesisir pantai selatan Jawa.

Terkait adanya gempa bumi yang belakangan sering terjadi, kata Penta, hal itu tidak selalu berpotensi tsunami. "Informasi awal gempa itu akan diolah lewat BMKG, apabila ada potensi tsunami dari BMKG akan berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk kemudian disebarkan, khususnya diwilayah yang rawan," ungkapnya, Senin (19/8/2024) sore.

Setidaknya ada enam wilayah rawan di Jember, utamanya daerah yang berada di pantai selatan. Yakni kecamatan Ambulu, Kecamatan Tempurejo, Kecamatan Puger, Kecamatan Gumukmas, Kecamatan Kencong, dan Kecamatan Jombang.

Sampai saat ini, salah satu upaya mitigasi yang dilakukan BPBD Jember diantaranya membuat peta rawan bencana khususnya tsunami di wilayah Jember, melakukan simulasi apabila terjadi Megathrust. Dirinya menghimbau, dengan adanya potensi ini, masyarakat tidak perlu panik.

"Tidak perlu panik, harus siaga, dan tahu harus apa. Terlebih yang ada diwilayah pesisir. Kenali rambu rambu bencana, tempat evakuasi awal serta evaluasi akhirnya," sambung Penta.

Masyarakat bisa mengenali potensi Megathrust dengan menerapkan teori 20-20-20. Maksudnya, apabila merasakan gempa bumi lebih dari 20 detik, masyarakat hanya memiliki waktu 20 menit untuk mengevakuasi diri dan mencari tempat dengan tinggi minimal 20 meter. "Jadi bukan jaraknya yang 20 meter ya, tapi di tempat dengan minimal ketinggian 20 meter," lanjutnya.

Pihaknya juga memanfaatkan teknologi dengan adanya aplikasi Inarisk personal yang bisa diakses seluruh masyarakat. Didalamnya, lanjut Penta, terdapat informasi lengkap terkait persiapan apa yang harus dilakukan saat sebelum bencana, saat bencana, serta pasca bencana.

Lebih lanjut, BMKG pusat akan memasang alat pendeteksi gempa atau tsunami gear di dekat pantai sebagai EWS. Dengan adanya sistem itu, akan lebih canggih dan terpantau langsung BMKG. Setiap ada gempa, alat tersebut akan mengirim data ke BMKG untuk dianalisa, apabila berpotensi tsunami, akan diteruskan ke BPBD setempat dan kanal BMKG.

"Ews dari BMKG itu bukan hanya ada di Jember, tapi di Trenggalek, Pacitan dan Banyuwangi. Nanti smeuabdata akan dikolekting, kalau memang berpotensi tsunami maka akan disampaikan informasi tersebut," jelasnya. (dsm/why)


Share to