Tagar “Indonesia Terserah” Viral, Begini Kata Dokter yang Tangani Covid di Banyuwangi

Dian Cahyani
Dian Cahyani

Thursday, 21 May 2020 20:33 WIB

Tagar “Indonesia Terserah” Viral, Begini Kata Dokter yang Tangani Covid di Banyuwangi

BERHARAP: Dokter spesialis paru di RSUD Blambangan Banyuwangi, dr Ririek Perwitasari mengaku lebih siap menangani pasien covid-19, meski banyak warga yang kini melanggar anjuran pemerintah.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Jagat media sosial dihebohkan dengan tagar "Indonesia Terserah". Tagar tersebut muncul setelah sejumlah warga melanggar PSBB dan memilih berkerumun di pusat perbelanjaan, alih-alih diam di rumah.

Dokter spesialis penyakit paru RSUD Blambangan yang juga tim dokter penanganan Covid-19 Dr Ririek Perwitasari, SpP angkat bicara. Menurutnya, tagar tersebut selaras dengan keinginanan para tenaga kesehatan, apalagi munculnya rencana pembukaan pariwisata di Banyuwangi.

“Kebijakannya seperti ga nyambung kalo menurut saya. Dari segi kesehatan kan maunya tetep jaga kesehatan, jauhi kerumunan, pakek masker. Dan pariwisata justru mau dibuka. Kan mengundang orang banyak untuk datang. Itu dua hal yang kontradiktif, akhirnya tagarnya terserah wes. Karepmu,” paparnya panjang.

Menurut Ririek, selama ini para dokter, perawat, serta petugas medis telah menyampaikan banyak imbauan dan edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya covid-19. Menurutnya, masyarakat Banyuwangi juga kurang memperhatikan physical distancing. “Kalo pakek masker sebagian orang sudah. Kedepannya kita kan ga tau. grafiknya covid di Banyuwangi bagaimana, secara nasional kan Mei, puncaknya,” paparnya.

Dengan adanya tagar tersebut, tim medis penanganan covid-19 di RSUD Blambangan semakin siap dalam menghadapai potensi keadaan yang terjadi. “Adanya tagar tersebut bukan kita semakin lengah. Bahkan kita lebih siap dari sebelumnya, tidak grusa-grusu,” ungkapnya.

Peringatan dokter Ririek  adalah potret nyata bahwa bahaya Covid-19 belum benar-benar berlalu. Di Banyuwangi, pasien positif masih pada klaster-klaster tertentu, belum menyebar pada masarakat secara luas. “Lagi, kecenderungan ODP dan PDP semakin meningkat. Karena sudah ada kasus yang kurang clear pemeriksaannya  dan juga merata,” paparnya.

Kendati demikian, Ririek menyadari bahwa kebijakan tersebut menyesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat. “Ini juga soal ekonomi. Mungkin pertimbangannya itu. Itu yang diharapkan tetap ada dirumah. Jadi, tetap ga nyambung,” pungkasnya. (dee/hvn)


Share to