JEMBER, TADATODAYS.COM - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang masif terjadi pada sejumlah daerah di Indonesia dipastikan tidak berdampak pada Kabupaten Jember.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember, Suprihandoko. Dirinya memastikan kondisi ketenagakerjaan di Jember relatif stabil karena tidak adanya industri garmen berskala besar dan hubungan industrial yang harmonis.

"Di Jember dalam kondisi aman. Kita tidak punya industri garmen seperti daerah lain yang banyak terdampak PHK," kata Suprihandoko saat ditemui tadatodays.com, Senin (5/5/2025).

Disnaker Jember terus menjaga komunikasi antara perusahaan dan pekerja. Ketika ada potensi PHK, kata dia, pihaknya langsung melakukan pendekatan agar bisa diantisipasi lebih awal. "Kami bangun hubungan industrial yang harmonis. Jadi, ketika ada rencana PHK, kami bisa cari solusi lebih dulu," ujarnya.

Lebih lanjut, Disnaker juga aktif menjawab kebutuhan industri dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) sesuai permintaan perusahaan. Suprihandoko menyebut, sejumlah perusahaan di Jember justru mengajukan permintaan tenaga kerja baru.

"Beberapa waktu lalu ada permintaan 20 tenaga kerja untuk posisi operator forklift. Jadi perusahaan bersurat ke kami, lalu kami siapkan pelatihannya," jelasnya.

Selain itu, jika perusahaan mengalami kendala menggaji pekerja yang belum kompeten, Disnaker menawarkan solusi pelatihan dengan skema pembiayaan dari pemerintah daerah. "Akan kami fasilitasi. Kalau perusahaan belum mampu membayar karena pekerjanya belum profesional, kami bisa bantu latih dulu," sambungnya.

Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Jember dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan sekaligus menjawab kebutuhan investor. "Kami ingin Jember jadi daerah yang siap menyambut investasi. Maka SDM harus disiapkan sejak dini," ujarnya. (dsm/why)