Tak Punya Museum, Nasib ODCB Jember Kian Tak Jelas

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Tuesday, 06 Feb 2024 15:26 WIB

Tak Punya Museum, Nasib ODCB Jember Kian Tak Jelas

JEMBER, TADATODAYS.COM - Jember memiliki setidaknya 370-an Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB), yang tersebar di seluruh wilayah. Namun, nasib benda-benda tersebut masih belum jelas, lantaran tak memiliki tempat ekskavasi yang layak.

Hal itu disampaikan Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember Sugeng Riyadi, Selasa (6/2/2024) siang.

"Lokasi yang layak itu seperti museum ya. Jadi Jember belum punya itu.  Benda-benda ODCB masih ada di lokasi semula, belum kami ekskavasi. Hanya beberapa ada di kantor dispar," katanya.

Padahal, lanjut Sugeng, keberadaan museum menjadi penting bagi suatu daerah. Sebab hal itu merupakan pernyataan keseriusan dalam mengindentifikasi, mendata, serta mengamankan benda-benda ODCB.

"Tanpa museum daerah itu seolah tidak memiliki jati diri. ODBC itu histori. Kami berusaha merajut apa yang menjadi bukti sejarah dan mengabadikannya dalam transkrip-transkrip yang bisa diakses semua orang, nantinya ini akan menjadi daya tarik wisata juga," lanjut Sugeng.

Sugeng menyebut, sampai hari ini Jember memang belum memiliki tim ahli cagar budaya (TACB).  Sehingga identifikasi lebih lanjut dan status benda ODCB untuk berubah menjadi Cagar Budaya masih belum terealisasikan.

"Saat ini kami hanya sampai pembentukan tim pendataan odcb, PR besarnya adalah pembentukan TACB sendiri untuk menetapkan ODCB menjadi Cagar Budaya," urainya.

Kendati demikian, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum akhirnya benda-benda tersebut diindikasikan sebagai ODCB. "Dilihat tempat/lokasinya, kebanyakan jika ditemukan di kaki Gunung Raung/Argopuro itu bisa satu indikasi ODCB. Kemudian lihat jenis batunya, ODCB kebanyakan berbahan batu andesit," Sugeng menambahkan.

Selain itu, untuk melindungi dan melestarikan ODCB yang berada di pekarangan dan lahan warga, pihak Dispar telah menugaskan jupel khusus daerah ODCB serta berkomunikasi dengan Pokdarwis setempat. Terutama untuk menjadikan situs menjadi paket wisata minat khusus sehingga berdampak pada perekonomian warga.

Sugeng mengakui, realisasi pembangunan museum di Jember terhambat salah satunya karena kurangnya ketersediaan anggaran.

"Hambatannya ada pada keseriusan kami sendiri ya. Pihak Dispar sudah mengusulkan tapi belum ada sinkronisasi dengan ketersediaan anggaran yang ada," pungkasnya. (dsm/why)


Share to