Target Serapan Gabah 2024 Belum Ditetapkan, Petani Jember Terpuruk

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Wednesday, 06 Mar 2024 15:53 WIB

Target Serapan Gabah 2024 Belum Ditetapkan, Petani Jember Terpuruk

PANEN: Petani saat masa panen di Kecamatan Ajung.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Harga beras beberapa waktu terakhir melonjak. Namun, hal itu tidak berbanding lurus dengan nasib para petaninya.

Petani harusnya menjadi pihak yang paling diuntungkan saat harga beras mulai meroket. Alih-alih untung, petani di Jember justru harus menelan pil pahit, lantaran harga gabah yang tidak bersahabat padahal sudah mulai memasuki musim panen.

Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur Jumantoro mengatakan, saat ini harga gabah berada di kisaran Rp 6.500 per kilogram. Padahal harga beras di pasar mencapai Rp. 16.000rupiah untuk beras premium.

"Petani merasa kecewa karena bila ada kenaikan harga komoditas pertanian terutama beras, seringkali yang menjadi kambing hitam penyebab inflasi adalah petani. Padahal petani juga ingin menikmati sedikit keuntungan atas kerja keras yang dilakukan," katanya Rabu (6/3/2024) sore.

Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto mengaku prihatin terkait kondisi yang belum mampu mensejahterakan petani ini.  Dirinya berpendapat, fenomena ini berkaitan dengan berkurangnya kuota pupuk bersubsidi untuk Jawa Timur di Tahun 2024.

"Karena bicara soal pupuk hari ini kuota dari pemerintah sudah ada kebijakan dipotong 50 persen, otomatis itu menjadi bagian kesulitan tersendiri bagi petani," imbuhnya.

Pihaknya akan segera menggelar diskusi dan mempertemukan pihak-pihak terkait membahas fenomena tersebut.

"Dalam waktu dekat kami akan menggelar hearing dengan Bulog terkait fenomena ini. harapan kami meski beras naik petani juga harus sejahtera, tidak perlu sampai impor," katanya.

Sementara, Kepala Bulog Jember Muhammad Ade Saputra menyebut belum menetapkan target serapan gabah petani di 2024. Hingga saat ini Bulog masih menunggu keputusan dari kementerian di pusat.

Dirinya mengaku, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan saat ini sebesar Rp5.000 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP). Sementara harga Gabah Kering Giling (GKG) ditetapkan sebesar Rp 6.000 per kilogram.

Ade menyebut, untuk pembelian tahun lalu menggunakan metode Modern Rice Milling Plant (MRMP) Bulog di Jambearum Puger.

"Saat itu penyerapan hingga harga Rp7.000 masih bisa dilakukan. Pasalnya Bulog membutuhkan beras premium untuk disalurkan ke pasaran. Untuk tahun ini kami menunggu keputusan dari pusat," urai Ade. (dsm/why)


Share to